JAKARTA (Arrahmah.com) – Ustadz Abu Bakar Ba’asyir tiba-tiba dipindahkan dari Rutan Bareskrim Polri ke LP Batu Nusakambangan. Keluarga dan pengacara mengaku tidak diberitahu dan menilai pemindahan itu tidak manusiawi.
Putra ustadz Ba’asyir, ustadz Abdul Rachim Ba’asyir, menyatakan tidak ada pemberitahuan dari polisi terkait pemindahan tersebut. Pengacara baru ditelepon polisi saat Ba’asyir siap dipindahkan sekitar pukul 21.00 WIB.
“Kami sama sekali tidak diberitahu. Kami tahu justru karena wartawan mengkonfirmasi (pemindahan). Kami kemudian menghubungi Pak Michdan (Tim Pengacara Muslim). Ternyata pengacara juga tidak diberitahu sejak awal,” kata ustadz Iim, panggilan ustadz Abdur Rochim, seperti dilansir detikcom, Jumat (5/10/2012) malam.
Ustadz Iim menilai pemerintah tidak manusiawi. Seharusnya, pemindahan itu diberitahukan, sehingga keluarga atau pengacara bisa mendampingi prosesi tersebut. Paling tidak, kehadiran keluarga akan memastikan pemindahan berlangsung sesuai prosedur.
“Ini sama sekali tidak menggunakan perasaan. Ini tidak manusiawi,” katanya.
Ustadz Iim menduga pemerintah tengah mencari muka ke negara Barat dengan mencari momentum peringatan Bom Bali I. Kemungkinan lain, pemerintah tengah mengalihkan isu.
“Biasanya kalau pemerintah melakukan hal-hal tidak manusiawi begini pada terpidana kasus terorisme. Mungkin cari muka ke barat. Atau pengalihan isu ramai di KPK,” ungkapnya.
Mengenai rencana keluarga, ustadz Iim mengaku belum tahu. Sebab, saat ini, keluarga berada di Solo dan tidak mungkin ke Jakarta untuk mendampingi ustadz Ba’asyir ke LP Nusakambangan.
Ustadz Ba’asyir dipindah dari Rutan Bareskrim Polri sekitar pukul 22.45 WIB. Pimpinan Ponpes Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo itu tampak tenang saat dinaikkan mobil Kia Travelo dengan pengawalan ketat personel Gegana Brimob. Ia mengenakan gamis dan peci putih. (bilal/arrahmah.com)