MOSKOW (Arrahmah.com) – Rusia telah menempatkan diri di belakang posisi Islamabad terkait serangan drone AS di wilayah suku Pakistan, serta menggambarkan teror tersebut sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan dan integritas negara Asia.
“Tidak benar untuk melanggar kedaulatan dan integritas negara manapun. Kami sepenuhnya mendukung sikap Pakistan,” lansir Dawn pada Kamis (4/10/2012) seperti dikutip dari ungkapan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, pada konferensi pers bersama dengan timpalannya dari Pakistan, Hina Rabbani Khar.
Lavrov tiba di Pakistan pada hari Rabu (3/10) setelah rencana Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melakukan perjalanan ke Islamabad dibatalkan.
Sementara Rabbani Khar menekankan bahwa serangan teror drone AS tidak hanya “kontraproduktif,” tetapi juga “ilegal” dan “tidak sah”.
Daerah suku Pakistan adalah target teror drone AS, dimana Washington mengklaim bahwa pesawat tak berawaknya menargetkan militan. Namun, jumlah korban warga sipil menunjukkan bahwa rakyat Pakistan adalah korban utama dari serangan.
Pembunuhan warga sipil Pakistan, termasuk perempuan dan anak-anak, dalam serangan telah membuat tegang hubungan antara Islamabad dan Washington, mendorong para pejabat Pakistan untuk mengirim peringatan kepada pemerintah AS atas serangan semacam itu.
Meskipun pemerintah Pakistan berulang kali menyeru Washington untuk mengakhiri serangan pesawat tak berawak, pemerintah AS terus melancarkan serangan itu terhadap wilayah persukuan yang berbatasan dengan Afghanistan.
Dalam sidang tahunan ke-67 Majelis Umum PBB, Presiden Pakistan Asif Ali Zardari juga mengatakan bahwa serangan pembunuhan pesawat tak berawak AS kontraproduktif dan meminta Washington untuk mengakhiri serangan di wilayah kesukuan negara itu.
Serangan udara yang diprakarsai oleh mantan Presiden AS George W. Bush telah meningkat di bawah otoritas Presiden Barack Obama.
Serangan drone telah memicu protes anti-AS di seluruh Pakistan mengutuk pelanggaran Amerika Serikat atas kedaulatan nasional mereka. (althaf/arrahmah.com)