WASHINGTON (Arrahmah.com) – CIA telah mengakui “salah langkah” dan “ceroboh” sehingga akhir tahun lalu pihaknya ‘kecurian’ dengan masuknya seorang yang juga merupakan informan CIA ke pangkalan AS di Afghanistan dan meledakkan dirinya pada tanggal 30 Desember, menewaskan tujuh anggota CIA.
Humam Khalil Abu-Mulal al-Balawi berhasil mengelabui CIA sehingga ia dipercaya sebagai informan dalam pertempuran melawan Al Qaeda, dan bebas keluar masuk pangkalan AS di provinsi Khost, tenggara Afghanistan, dekat perbatasan dengan Pakistan.
Leon Panetta, direktur CIA, menyebutkan bahwa ia menemukan ada kecerobohan yang terungkap dalam penyelidikan, terutama lengahnya CIA dalam mengantisipasi keberadaan Al Balawi. Setelah kematiannya, sebuah video rekaman dirinya yang menyerukan agar dilakukan lebih banyak serangan terhadap sasaran AS, dirilis dan mengejutkan lembaga intelejen AS.
“Dia memiliki akses yang cukup jelas dengan lingkaran ekstremis, membuat hubungan rahasia,” kata Panetta.
Panetta pun mengklaim adanya kemacetan komunikasi di dalam CIA, termasuk dalam menangani Al Balawi. Kesalahan tersebut termasuk kelambanan dalam menindak peringatan tentang penyerang, agen-ganda dari intelijen Yordania, atau lamban mengambil tindakan pencegahan keamanan yang mungkin akan mencegah terjadinya serangan paling mematikan kedua dalam sejarah CIA.
“Yordania telah keprihatinan mereka mengenai Balawi,” kata seorang pejabat intelijen AS.
Panetta mengatakan ia telah menyetujui 23 tindakan untuk mencegah terulangnya insiden tersebut, termasuk prosedur keamanan yang diperketat dan menciptakan tim pemeriksa penyusupan intelijen yang akan fokus pada informan ‘beresiko tinggi’, seperti Al Balawi. (althaf/arrahmah.com)