(Arrahmah.com) – Pada kisah sebelumnya, syaikh Aiman Azh-Zhawahiri telah menceritakan pertempuran Ramadhan 2001 di pegunungan Tora Bora dan pengalaman interaksi syaikh Usamah bin Ladin dengan para ulama Jazirah Arab. Pada kesempatan kali ini, syaikh Aiman Azh-Zhawahiri mengisahkan interaksi erat syaikh Usamah bin Ladin dengan para ulama di Afghanistan dan Pakistan.
***
Syaikh Usamah dan syaikh Yunus Khalis
Syaikh Usamah bin Ladin memiliki hubungan yang sangat kuat dengan para ulama Afghanistan, khususnya para ulama yang berjihad. Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada Afghanistan dengan keberadaan para ulama dan mujahid di sana.
Tentang hal pertama yang kita sebutkan tentang hubungan erat syaikh Usamah dengan para ulama Afghanistan, kita harus menyebutkan hubungan syaikh Usamah dengan syaikh Yunus Khalis rahimahullah, sang ulama besar dan mujahid. Tentu saja hubungan syaikh Usamah dengan syaikh Yunus sudah terbina sejak lama, namun di antara hal yang paling menonjol dalam hubungan tersebut adalah syaikh Yunus Khalis menampung syaikh Usamah bin Ladin di Jalal Abad saat pemerintah Sudan mengusir syaikh Usamah —semoga Allah memberikan balasan yang setimpal kepada pemerintah Sudan. Suatu saat kita akan menyebutkan permasalahan Sudan ini, insya Allah, dan mengkhususkan satu aspek tentangnya dan bagaimana mereka mengingkari jasa-jasa syaikh Usamah.
Syaikh Yunus Khalis menyambut kedatangan syaikh Usamah dengan sambutan terbaik dan memuliakan beliau. Saya masih ingat ketika syaikh Usamah bin Ladin tinggal di Jalal Abad, dalam perlindungan syaikh Yunus Khalis rahimahullah, syaikh Usamah pernah berkata: “Suatu kali saya pernah ingin berbicara kepada media massa. Maka saya bertanya kepada syaikh Yunus: “Apakah Anda mengizinkan saya berbicara dengan media massa?” Syaikh Yunus menjawab: “Bagaimana Anda harus meminta izin kepadaku lebih dahulu? Jika ini adalah perkara yang menurut Anda harus dikerjakan, kerjakanlah, tak perlu meminta izin kepadaku!”
Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah pernah bercerita kepadaku bahwa syaikh Yunus Khalis pernah didatangi oleh Duta Besar Arab Saudi untuk Pakistan. Dubes Arab Saudi berkata kepada syaikh Yunus, “Anda menampung Usamah bin Ladin, padahal ia adalah orang yang berbahaya, ia itu teroris, ia itu…” Dubes itu menyebutkan banyak hal buruk tentang syaikh Usamah.
Bagaimana syaikh Yunus Khalis menjawab kepada Dubes Arab Saudi itu seperti yang diceritakan syaikh Usamah kepadaku secara langsung? Syaikh Yunus Khalis berkata, “Wahai saudaraku, seandainya hewan ternak dari negeri dua tanah suci (Makkah dan Madinah, pent) datang kepada kami, niscaya kami akan menampungnya. Lalu bagaimana kami tidak akan menampung mujahidin?” Syaikh Yunus Khalis telah membuat Dubes Arab Saudi itu pulang dengan kecewa dan menanggung malu. Alhamdulillah.
Syaikh Yunus Khalis senantiasa menjaga hubungan baik tersebut dengan syaikh Usamah bin Ladin. Syaikh Yunus biasa memberikan nasehat dan arahan kepada beliau. Saya masih ingat pada suatu kesempatan saya menyertai syaikh Usamah berkunjung kepada syaikh Yunus, setelah syaikh Usamah berpindah dari Jalal Abad ke Kandahar. Suatu saat syaikh Usamah kembali lagi ke Jalal Abad, maka beliau mengunjungi syaikh Yunus Khalis. Saat itu syaikh Yunus Khalis menasehati beliau dan berkata, “Wahai Usamah, hati-hatilah, telah banyak budak dirham dan budak dinar. Maka berhati-hatilah engkau dalam bergerak dan berpindah-pindah, jangan mengandalkan kecuali orang-orang yang bisa dipercaya.” Saya mengingatkan kembali nasehat syaikh Yunus Khalis ini, semoga Allah merahmati beliau.
Setelah itu saat terjadi perang salib yang terakhir terhadap Afghanistan, syaikh Yunus Khalis sedang sakit keras, hampir-hampir beliau lumpuh, tulang paha beliau patah dan kesehatannya menurun drastis. Meski kondisi beliau demikian itu dan kesehatannya menurun drastis, namun hati bleiau senantiasa hidup dengan keimanan dan jihad. Beliau mengeluarkan sebuah pernyataan resmi yang mengajak umat Islam Afghanistan dan umat Islam seluruh dunia untuk berjihad melawan AS yang menjajah Afghanistan. Semoga Allah merahmati beliau dan para ulama kaum muslimin.
Syaikh Usamah dan syaikh Jalaluddin Haqqani
Sudah tetu, di antara ulama mujahidin Afghanistan yang juga sangat dicintai oleh syaikh Usamah adalah fadhilah syaikh Jalaluddin Haqqani, semoga Allah mengaruniai beliau kesehatan dan keselamatan serta menjadikannya sebagai perbendaharaan bagi jihad dan Islam. Hubungan syaikh Usamah dengan syaikh Jalaluddin Haqqani sudah terjalin lama sejak masa-masa jihad (melawan komunis Uni Soviet). Syaikh Usamah menyertai pasukan syaikh Jalaluddin Haqqani dalam menaklukkan kota Khost, Kabul dan juga pertempuran-pertempuran di Jawar.
Saya masih ingat pada masa terakhir saat saudara kami, syaikh Musthafa Abul Yazid rahimahullah, gugur sebagai syahid maka syaikh Jalaluddin Haqqani mengirim sebuah surat kepada syaikh Usamah bin Ladin dan hamba yang fakir ini (syaikh Aiman Azh-Zhawahiri sendiri, pent). Saya masih ingat, dalam surat itu syaikh Haqqani menulis: “Kepada saudaraku dan kawanku yang tercinta, al-mujahid Usamah bin Ladin.” Semoga Allah merahmati syaikh Usamah.
Syaikh Usamah dan Maulawi Abdullah Dzakiri
Termasuk ulama Afghanistan yang memiliki hubungan sangat kuat dengan syaikh Usamah bin Ladin adalah Maulawi Abdullah Dzakiri. Nama ini barangkali belum terkenal (di dunia Islam, pent), namun nama beliau sangat terkenal di Afghanistan. Maulawi Abdullah Dzakiri adalah ketua Persatuan Ulama Afghanistan. Beliau memiliki reputasi yang sangat baik di Afghanistan, wibawa yang sangat besar dan penghormatan luas (kaum muslimin Afghanistan).
Maulawi Abdullah Dzakiri berasal dari desa bernama Dzakir. Desa ini dekat jaraknya dengan desa kami di Kandahar, desa Arab yang telah saya ceritakan sebelumnya (dalam video Ayyam Ma’al Imam # 2, pent). Desa itu adalah desa yang sangat sederhana, rumah Maulawi Abdullah Dzakiri juga sangat sederhana. Namun, masya Allah, beliau memiliki kedudukan dan wibawa yang sangat besar.
Syaikh Usamah bin Ladin sendiri yang berulang kali datang kepada Maulawi Dzakiri. Suatu saat saya pernah menyertai syaikh Usamah menemui Maulawi Dzakiri, meminta nasehat dan saran-sarannya. Maulawi tidak pernah pelit untuk memberikan arahan kepada syaikh Usamah. Maulawi Abdullah memang seorang yang —masya Allah— memiliki semangat baja, kejelian dan kehormatan. Beliau mengeluarkan sebuah penjelasan tentang kewajiban melawan penjajahan pasukan salib terhadap Jazirah Arab. Beliau juga mengumpulkan tanda tangan sejumlah besar ulama Afghanistan. Semoga Allah member beliau taufiq kepada kebaikan dan merahmatinya, baik beliau masih hidup maupun sudah meninggal.
Syaikh Usamah dan Syaikh Muhammad Yasir
Di ulama lainnya yang harus saya sebutkan jika membahas hubungan syaikh Usamah bin Ladin dengan para ulama Afghanistan adalah fadhilah syaikh Muhammad Yasir, semoga Allah merahmati beliau dengan rahmat yang luas.
Di sini saya hendak menyampaikan ungkapan bela sungkawa kepada umat Islam secara umum dan mujahidin secara khusus serta keluarga syaikh Muhammad Yasir secara lebih khusus lagi, atas wafatnya syaikh Muhammad Yasir.
Syaikh Muhammad Yasir rahimahullah ditangkap dan dijebloskan dalam penjara Pakistan pada Dinas Intelijen Pakistan yang berkhianat (kepada kaum muslimin). Lalu berita wafatnya beliau bisa sampai ke dunia luar (penjara) meskipun Dinas Intelijen Pakistan sangat ketat menutup-nutupi berita itu agar tidak keluar dari penjara. Namun akhirnya berita itu tetap bisa keluar. Sampai saat ini tidak diketahui sebab wafatnya beliau, apakah karena dibunuh atau ditelantarkan atau dicegah dari mendapatkan perawatan medis. Tidak diketahui dengan pasti (oleh kaum muslimin) apa sebab kematian syaikh Muhammad Yasir.
Pengkhianatan dan Kebiadaban Dinas Intelijen Pakistan
Namun apa yang terjadi pada (penjara) Dinas Intelijen Pakistan dan kejahatan-kejahatan yang dilakukan Dinas Intelijen Pakistan pasti akan nampak (terbongkar) juga. Ini adalah lembaran hitam dalam sejarah Pakistan dan stempel hitam dalam sejarah orang-orang Pakistan, yaitu pengkhianatan yang dilakukan oleh pemerintah, tentara dan intelijen Pakistan yang taraf seperti itu belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kaum muslimin.
Pengkhianatan ini dilakukan oleh para pengkhianat tersebut demi memenuhi kantong mereka dengan sebagian harta. Dengan izin Allah, harta tersebut akan menjadi bencana dan hukuman bagi mereka sendiri. Allah Ta’ala:
(إِنَّ اللّهَ لاَ يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ)
“Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya perbuatan orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Yunus [10}: 81)
(الَّذِينَ كَفَرُواْ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّواْ عَن سَبِيلِ اللّهِ فَسَيُنفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُونَ وَالَّذِينَ كَفَرُواْ إِلَى جَهَنَّمَ يُحْشَرُونَ)
“Sesungguhnya orang-orang kafir membelanjakan harta mereka untuk menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Maka mereka akan membelanjakan harta mereka, kemudian hal itu menjadi penyesalan bagi mereka, lalu mereka dikalahkan. Dan orang-orang kafir hanya akan digiring ke dalam neraka Jahanam saja.” (QS. Al-Anfal [8]: 36)
Syaikh Muhammad Yasir —semoga Allah merahmati beliau dengan rahmat yang luas— meninggal dalam penjara Pakistan, dan di dalam penjara-penjara Pakistan terjadi berbagai kebiadaban dan kekejaman yang bisa membuat anak-anak kecil beruban.
Di antara ulama Afghanistan lainnya yang wafat dalam penjara Pakistan adalah Mulla Ubaidullah, mentri pertahanan Imarah Islam Afghanistan. Dinas Intelijen Pakistan berusaha menutup-nutupi berita itu dan sampai saat ini tidak mau menyerahkan jenazahnya kepada keluarga beliau, padahal beliau telah meninggal beberapa tahun yang lalu.
Perkara pembunuhan di dalam penjara-penjara Paksitan terhadap orang-orang (ulama dan mujahidin) yang ditangkap telah menjadi aib besar yang baunya menyesakkan. Ribuan orang telah dibunuh, atau agar saya lebih tepat: ratusan orang telah dibunuh, atau mngkin juga ribuan orang. Tidak ada seorang pun yang mengetahui angkanya secara pasti. Sering sekali jenazah-jenazah mereka dilemparkan ke jalanan di Pakistan setelah mereka dibunuh oleh Dinas Intelijen Pakistan. Jika kalian mengikuti berita-berita Pakistan, barangkali kalian akan melihat sebuah film documenter yang dipublikasikan lewat situs internet yang menunjukkan tentara Pakistan membunuh sekelompok orang di Lembah Swat tanpa pengdailan dan bukti-bukti apapun. Begitulah tentara Pakistan membunuhi mereka, sampai-sampai ikut berkomentar Departemen Luar Negeri AS yang munafik dan memerintahkan tentara Pakistan untuk melakukan kejahatan-kejahatan tersebut.
Intinya, syaikh Muhammad Yasir —semoga Allah merahmatinya dengan rahmat yang luas— termasuk salah seorang kawan dekat syaikh Usamah. Hubungan beliau dengan syaikh Usamah telah terjalin sejak lama, pada masa jihad Afghan melawan Rusia. Syaikh Muhammad Yasir, seperti telah saya sebutkan secara ringkas dalam kitab saya Risalah At-Tabriah, adalah tokoh generasi pertama dari gerakan jihad di Afghanistan. Saat itu ia sedang menempuh kuliah ilmu politik di Universitas Kabul. Ketika jihad terjadi, beliau berhijrah ke Pakistan, lalu melanjutkan kuliah di Universitas Islam di kota Madinah Munawwarah (Arab Saudi). Kemudian beliau bergabung dengan mujahidin, dan beliau diangkat sebagai Mentri Dalam Negeri dalam pemerintahan mujahidin di Kabul (era presiden Burhanuddin Rabbani, pent).
Setelah itu beliau melihat kerusakan yang menyebar luas dalam pemerintahan (perpecahan dan peperangan antar mujahidin demi kursi kekuasaan; kubu Burhanuddin Rabbani-Ahmad Syah Mas’ud melawan kubu Qalbuddin Hikmatyar), maka beliau meninggalkan kursi kekuasaan dan kembali menekuni bidang dakwah dan pengajaran. Ketika tegak pemerintahan Imarah Islamiyah di Afghanistan (Taliban dengan pimpinan Mulla Muhammad Umar, pent), beliau menjadi salah seorang pendukungnya.
Ketika tanda—tanda invasi pasukan salibis terhadap Afghanistan mulai terdengar nyaring, maka syaikh Muhammad Yasir datang padahal saat itu usianya sudah tua. Mungkin saat ini berusia lima puluh tahun atau sekitar usia itu. Beliau datang ke Afghanistan. Saya masih ingat saat itu beliau datang ke Tora Bora. Beliau naik ke gunung di Tora Bora sebelum pesawat tempur AS membombardir Afghanistan. Beliau mengadakan pertemuan yang sangat lama dengan syaikh Usamah (di kamp pertahanan Al-Qaeda di puncak pegunungan Tora Bora), yang masih saya ingat.
Saya masih ingat, saat itu syaikh Muhammad Yasir mengatakan kepada syaikh Usamah, “Aku dahulu memiliki keinginan mati syahid di Baitul Maqdis (Palestina). Ketika jihad Afghanistan (melawan komunis Uni Soviet) berakhir dan aku belum sampai ke Baitul Maqdis, aku sangat sedih karena keinginanku belum terpenuhi. Sekarang perang salib telah dimulai lagi, semoga perang salib ini menjadi sebab bagiku untuk mati syahid di Baitul Maqdis.”
Saya berdoa kepada Allah semoga Allah memberikan kepada beliau pahala orang-orang yang mati syahid dan kedudukan orang-orang yang mati syahid.
Saya juga masih ingat, saat itu syaikh Muhammad Yasir berkata kepada syaikh Usamah, “Aku telah hidup di Pakistan dan mengajar di sana. Sekarang aku tidak memiliki tempat (yang lebih tepat) kecuali di sini, di Afghanistan, di tengah-tengah mujahidin.”
Maka syaikh Usamah menasehati syaikh Muhammad Yasir banyak nasehat praktis. Insya Allah, akan datang waktunya bagi kami untuk mempublikasikannya. Syaikh Usamah memang memiliki pandangan dan wawasan yang sangat mengagumkan dalam bidang jihad.
Syaikh Usamah berkata kepada syaikh Muhammad Yasir, “Saya nasehatkan kepada Anda untuk memfokuskan usaha Anda pada fase ini di bidang media massa. Allah telah membukakan bagi Anda keistimewaan di bidang ilmu dan bidang dakwah. Maka fokuskanlah usaha-usaha Anda di bidang media massa.”
Maka syaikh Muhammad Yasir rahimahullah mulai menghubungi stasiun-stasiun TV dan mengeluarkan banyak perbincangan. Hal itu tetap beliau kerjakan sampai saat AS menginvasi Afghanistan, beliau tetap menekuni aktifitas media yang besar dari tempat hijrahnya di Pakistan. Orang yang mengikuti berita-berita Afghanistan barangkali akan bisa menyaksikan tayangan wawancara syaikh Muhammad Yasir dengan stasiun TV Al-Jazera.
Beberapa orang telah menasehati syaikh Muhammad Yasir untuk bersembunyi dan menunggu-nunggu keadaan, namun syaikh Muhammad Yasir menjawab, “Pekerjaan media ini bagiku sama nilainya dengan operasi bom syahid. Aku menganggap diriku termasuk kelompok orang-orang yang melakukan serangan bom syahid, karena aku tidak melihat ada orang yang mengerjakan pekerjaan ini dan menjaga lobang yang kosong ini. Jika aku dibunuh atau dipenjara, maka aku memang sudah menganggap diriku sebagai pelaku bom syahid.”
Syaikh Muhammad Yasir pernah ditangkap sekali dan dijebloskan ke dalam penjara di Kabul, namun beliau berhasil dibebaskan melalui program pertukaran tawanan antara mujahidin dan pemerintah Kabul. Ketika beliau dibebaskan, beliau kembali kepada aktifitas dakwah beliau. Beliau memiliki aktifitas yang besar di bidang dakwah di tengah mujahidin, baik di Pakistan maupun Afghanistan. Beliau kemudian ditangkap untuk kedua kalinya (di Pakistan sampai akhirnya dibunuh dalam penjara Pakistan, pent). Semoga Allah merahmati beliau dan menyusulkan kita kepada beliau di atas kebaikan.
Hubungan dengan ulama Pakistan
Syaikh Usamah bin Ladin juga memiliki hubungan yang sangat kuta dengan para ulama Pakistan. Saya sebelumnya telah menjelaskan bahwa banyak sekali rombongan ulama Pakistan yang mengunjungi syaikh Usamah saat beliau tinggal di Kandahar. Di antara ulama Pakistan tersebut yang paling menonjol dan bisa saya sebutkan namanya di sini adalah Maulawi Nizhamuddin Asy-Syamizi. Maulawi Nizhamuddin asy-Syamizi termasuk ulama Pakistan yang paling diperhitungkan dan paling terkenal.
Beliau termasuk salah seorang kawan tercinta syaikh Usamah. Setiap kali beliau mengunjungi Afghanistan, beliau pasti juga mengunjungi syaikh Usamah bin Ladin, tinggal beberapa lama bersama syaikh Usamah, saling bertukar nasehat dan duduk bersama mempelajari berbagai uruasan.
Saya masih ingat, dalam sebuah pertemuan, saya bertemu dengan syaikh Nizhamuddin Asy-Syamizi yang tengah mengunjungi syaikh Usamah bin Ladin. Saya pun menceritakan kepada syaikh Asy-Syamizi kondisi Mesir dan berbagai aspek yang berkaitan dengannya. Syaikh Asy-Syamizi, masya Allah, adalah seorang ulama yang luas telaahnya dan senang mencari berita tentang kondisi kaum muslimin. Saya masih ingat, saat itu saya menghadiahkan kepada beliau buku saya yang berbicara tentang Mesir, judulnya adalah Mishra Al-Muslimah Baina Al-Jalladin wa ‘Umalatal Khainin (Negeri muslim Mesir: Antara para algojo dan para pengkhianat antek Barat). Beliau meminta dariku beberapa hal dan informasi tentang Mesir. Saya juga masih ingat, saya telah mengirimkan kepada beliau beberapa buku kecil atau beberapa buletin atau beberapa hal yang semisal dengannya.
Dalam pertemuan terakhir syaikh Nizhamuddin Asy-Syamizi dengan syaikh Usamah bin Ladin saat beliau masih tinggal di Kandahar, syaikh Asy-Syamizi bersama beberapa orang ulama kawannya dan orang-orang tercintanya mengunjungi Afghanistan. Saya kisahkan pertemuan tersebut, syaikh Asy-Syamizi membawa rombongannya kepada syaikh Usamah bin Ladin. Kepada syaikh Usamah, syaikh Asy-Syamizi berkata, “Arahkanlah para ikhwah ini, sampaikan kepada mereka penjelasan yang menghasung mereka untuk berjihad dan beramal di jalan Allah!”
Saya hampir saja terlupakan satu hal penting yang layak diceritakan tentang syaikh Asy-Syamizi. Dalam sebuah pertemuan syaikh Usamah bin Ladin dengan syaikh Asy-Syamizi, syaikh Usamah bin Ladin menjelaskan permasalahan peperangan salibis Barat terhadap umat Islam. Saat itu syaikh Usamah berada di ruang tamu dan telah menempatkan sebuah peta yang besar di dinding.
Syaikh Abu Hafsh Al-Mishri yang lebih dikenal dengan julukan Abu Hafsh Al-Komandan —semoga Allah merahmati sang pahlawan besar yang syahid ini— adalah orang yang menjelaskan di atas peta tersebut sejauh mana penjajahan salibis Barat terhadap dunia Islam. Abu Hafsh Al-Komandan menjelasan bagaimana salibis Barat dengan pangkalan-pangkalan militer, armada kapal induk, dan tentara-tentaranya menguasai, mengepung dan mencekik dunia Islam. Abu Hafsh Al-Komandan menjelaskan bahwa seluruh jalur lintasan yang penting, baik di laut, udara maupun darat telah dikuasai oleh salibis Barat.
Syaikh Nizhamuddin Asy-Syamizi memberikan apresiasi yang sangat besar terhadap uraian syaikh Abu Hasfh Al-Komandan. Ketika syaikh Asy-Syamizi telah kembali ke Pakistan, beliau langsung mengadakan sebuah pertemuan besar di sebuah hotel besar di kota Islamabad. Beliau mengundang banyak ulama dan tokoh masyarakat Pakistan. Beliau juga membawakan sebuah peta dunia Islam dan menjelaskan pemikiran yang sama (dengan penjelasan syaikh Abu Hafsh Al-Komandan). Ketika syaikh Asy-Syamizi kembali mengunjungi syaikh Usamah bin Ladin, ia bercerita kepada beliau, “Saya telah pergi ke Islamabad dan memberikan ceramah yang sama dengan ceramah yang kalian sampaikan kepadaku di Kandahar.”
Ketika pasukan salibis menyerang Afghanistan dan sang pengkhianat, Perves Musharraf turut serta (dalam invasi salibis dengan menjadi sekutu utama salibis AS-NATO, pent), dia inilah Abu Righal, dia inilah yang membantu pasukan salibis untuk menjajah Afghanistan. Pada saat itulah syaikh Nizhamuddin Asy-Syamizi —semoga Allah merahmatinya— mengeluarkan fatwa yang sangat terkenal bahwa pemerintah yang membantu orang-orang kafir dalam menjajah salah satu negeri kaum muslimin adalah pemerintah yang telah gugur legalitas kepemimpinannya, rakyat wajib memberontak terhadapnya.
Beberapa waktu setelah itu syaikh Nizhamuddin Asy-Syamizi dibunuh di kota Karachi. Beberapa orang yang tidak dikenal menembaki beliau dan kemudian melarikan diri. Syaikh Usamah bin Ladin dalam salah satu ceramahnya menyatakan bahwa beliau meyakini syaikh Nizhamuddin Asy-Syamizi dibunuh karena telah mengeluarkan fatwa yang menentang Perves Musharraf tersebut. Kita berdoa kepada Allah semoga Allah merahmati keduanya dan menyusulkan kita kepada mereka di surga Firdaus yang tertinggi.
Syaikh Abdullah Ghazi
Di antara ulama terkenal Pakistan yang juga memiliki hubungan sangat baik dengan syaikh Usamah bin Ladin adalah syaikh Abdullah Ghazi, ayah dari syaikh Abdurrasyid Ghazi yang syahid di masjid Merah di Islamabad. Syaikh Abdurrasyid Ghazi adalah seorang ulama syahid putra dari seorang ulama yang juga syahid putra dari seorang ibu yang juga syahid, semoga Allah merahmati mereka semua.
Syaikh Abdullah Ghazi datang dari Pakistan dan mengunjungi kami di Kandahar. Turut bersamanya satu rombongan besar dari madrasah beliau. Syaikh Abdurrasyid Ghazi juga turut dalam rombongan itu, seorang ulama yang belakangan syahid di masjid Merah di Islamabad, semoga Allah merahmatinya. Beliau menghabiskan waktu satu hari penuh atau setengah hari penuh bersama kami di Kandahar, bersama beberapa orang ulama dan ustadz dari madrasah beliau.
Saya masih ingat, pada waktu itu, salah seorang di antara mereka bendiri dan membacakan sebuah untaian syair pujian kepada syaikh Usamah bin Ladin dengan bahasa Arab. Sayang, saya saat ini tidak hafal untaian syair tersebut. Saya masih ingat, itu adalah pertemuan yang sangat baik dengan syaikh Abdullah Ghazi, semoga Allah merahmatinya. Syaikh Usamah pada waktu itu berbicara kepada syaikh Abdullah Ghazi bahwa ulama Pakistan wajib mengeluarkan fatwa perlawanan terhadap serangan pasukan salib yang menjajah negeri-negeri kaum muslimin, khususnya negeri dua tanah suci (Makkah dan Madinah). Syaikh Abdullah Ghazi saat itu berjanji kepada syaikh Usamah bahwa jika ia telah kembali ke Pakistan, insya Allah, ia akan memfokuskan diri untuk hal itu, mengumpulkan fatwa tersebut dan menghasung ulama untuk hal itu.
Saya juga masih ingat, saya saat itu hadir dalam pertemuan dengan syaikh Abdullah Ghazi dan syaikh Abdurrasyid Ghazi. Saya menceritakan kepada rombongan syaikh Abdullah Ghazi kondisi Mesir, dan saya membagikan kepada mereka beberapa buku, seingat saya buku tentang penyiksaan terhadap kaum muslimin di Mesir.
Ketika syaikh Abdullah Ghazi, semoga Allah merahmatinya, kembali ke Islamabad dan kembali ke masjidnya di Islamabad, maka khutbah Jum’at yang pertama kali beliau sampaikan adalah berkenaan dengan permasalahan Afghanistan, perang salib atas negeri-negeri kaum muslimin dan kewajiban kaum muslimin melawan serangan salibis tersebut. Beliau menyebutkan telah bertemu dnegan syaikh Usamah bin Ladin, yakin dengan seruan dan pemikiran syaikh Usamah, dan bahwa ia akan mendukung seruan dan pemikiran tersebut.
Setelah itu syaikh Abdullah Ghazi, semoga Allah merahmatinya, dibunuh di dalam madrasahnya. Putranya, syaikh Abdurrasyid Ghazi dalam sebuah konferensi pers secara terang-terangan telah menyatakan bahwa ia yakin ayahnya dibunuh karena telah mendukung seruan syaikh Usamah bin Ladin untuk membebaskan negeri-negeri Islam (dari penjajah salibis Barat). Setelah itu, syaikh Abdurrasyid Ghazi juga gugur di dalam masjid Merah Islamabad karena ia menentang kezaliman, kerusakan dan pengkhianatan Perves Musharraf. Semoga Allah merahmati mereka semua.
Satu-satunya pesan syaikh Usamah untuk ulama dan aktivis Islam Pakistan
Sebelum terlupa, saya sebutkan di sini bahwa banyak rombongan ulama di Pakistan yang mengunjungi syaikh Usamah bin Ladin di Kandahar. Banyak di antara utusan tersebut meminta nasehat kepada syaikh Usamah bin Ladin. Syaikh Usamah bin Ladin memiliki satu nasehat kepada para ulama Pakistan dan seluruh aktivis Islam di Pakistan. Beliau menyampaikan satu arahan saja kepada mereka semua, “Bantulah Imarah Islam di Afghanistan, dukunglah Imarah Islam di Afghanistan!”
Mereka bertanya kepada syaikh Usamah, “Bagaimana kami harus berbuat di Pakistan dalam kondisi saat ini? Apa rencana yang harus dilakukan di Pakistan?” Syaikh Usamah berkata kepada mereka, “Dukunglah Imarah Islam di Afghanistan. Jika Imarah Islam di Afghanistan kokoh, niscaya kebaikannya akan menyebar ke seluruh kawasan (Asia Selatan dan Asia Tengah, pent) dengan izin Allah.”
Syaikh Fadhl Muhammad
Di antara ulama Pakistan lainnya yang memiliki hubungan sangat baik dengan syaikh Usamah bin Ladin adalah syaikh Fadhl Muhammad, semoga Allah menjaganya. Ia adalah seorang ulama hadits di Pakistan. Ia adalah kawan akrab syaikh Usamah bin Ladin dan kawan akrab mujahidin. Saya telah menghadiri salah satu pertemuan syaikh Fadhl Muhammad dengan syaikh Usamah bin Ladin. Syaikh Usamah bermusyawarah dengan syaikh Fadhl Muhammad mengenai urusan-urusan dan keadaan-keadaan mujahidin. Syaikh Fadhl Muhammad menulis sebuah buku yang terkenal tentang keutamaan jihad. Buku itu diterbitkan dan dipublikasikan dalam bahasa Urdu dan bahasa Pasthun. Seandainya buku itu diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, niscaya akan memiliki manfaat yang besar, insya Allah.
Inilah sekilas pengalaman hubungan syaikh Usamah bin Ladin dengan para ulama.
Bersambung, insya Allah….
(muhib almajdi/arrahmah.com)