DAMASKUS (Arrahmah.com) – Saluran televisi Al Arabiya, yang dimiliki oleh keluarga Saudi, terus mempublikasikan dokumen-dokumen rahasia di bawah judul “Syria Leaks” yang mengungkapkan peran rezim Assad dalam banyak kejahatan serta mengklarifikasi beberapa rincian dari keterlibatan negara teroris Rusia dalam kejahatan tersebut.
Dalam satu set dokumen, Al Arabiya mengungkapkan beberapa rincian dari kebakaran pada tahun 2012 di ibukota Qatar, Doha, pada Mei 2012.
Perlu diingat terkait hal ini, bahwa hubungan antara Rusia dan Qatar baru-baru ini memburuk tajam.
Perwakilan negara teroris Rusia di PBB, Vitaly Churkin, menunjukkan wajah sejati Rusia pada akhir Januari 2012 lalu. Ketika Dewan Keamanan PBB membuat rancangan resolusi untuk Suriah, Rusia memblokir dokumen itu. Sebelum pemungutan suara, Menteri Luar Negeri Qatar mengatakan kepada Churkin : “Saya memperingatkan Rusia bahwa jika tidak menjauhkan diri dari veto dan tidak menerima resolusi PBB, ia akan kehilangan dukungan dari semua negara Arab.”
Churkin merespon dengan mengancam Menteri Luar Negeri Qatar, ia mengancam dengan kehancuran total di Qatar.
“Jika Anda berbicara kepada saya dengan cara ini, maka tidak akan ada hal yang berarti di Qatar mulai hari ini.”
Namun, tampaknya ancaman oleh preman Rusia seperti Churkin diperhalus oleh penerjemah Perancis dan Inggris. Sebuah media di Moskow mengutip perkataan Churkin yang jika diterjemahkan adalah : “Cobalah untuk berbicara dengan saya dengan cara seperti itu lagi, negara Qatar Anda tidak akan hidup sampai besok!” Lansir Kavkaz Center.
Ia juga menambahkan bahwa ia mewakili Rusia dan berbicara atas nama “orang-orang penting” lapor surat kabar Mesir, Al Ahram.
Hubungan antara Rusia dan Qatar memburuk pada akhir November 2011, ketika petugas bea cukai Qatar mengalahkan duta Rusia, Titorenko.
Insiden terjadi pada malam 29 November 2011 di bandara internasional Doha. Duta Rusia kembali dari Yordania. Setibanya di Doha, ia dan beberapa rekannya ditahan oleh penjaga perbatasan. Mereka menarik isi koper yang diklaim sebagai pos diplomatik.
Pada tahun 2003, apa yang disebut “pos diplomatik” oleh Rusia, digunakan untuk membawa bom dan meledakkannya dihadapan mantan presiden Chechnya, Zelimkhan Yandarbiyev dan anaknya yang berusia 13 tahun.
Laporan Al Arabiya pada perkembangan lebih lanjut mengenai ancaman teroris Rusia, churkin di PBB :
Assad di balik kebakaran di sebuah mall di Qatar
Pada bulan Mei, pusat perbelanjaan di Qatar mengalami kebakaran hebat dan menewaskan 19 orang, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak.
Api dimulai dari sebuah toko olahraga di Mall Villagio, Doha, menurut laporan resmi dikarenakan adanya masalah listrik.
Seluruh korban tewas adalah warga asing, termasuk dua petugas pemadam kebakaran, 13 anak dan empat guru.
Secara resmi, api tersebut tidak direncanakan.
Namun, dokumen yang bocor yang diterima oleh Al Arabiya mengungkapkan bahwa Presiden Suriah, Bashar al Assad mungkin telah merencanakan kebakaran di Villagio.
Sebuah telegram yang dikirim pada bulan Februari dari istana kepresidenan di Damaskus ke Kedutaan Besar Suriah di Qatar, memperlihatkan informasi penting mengenai strategi Suriah untuk “mempermalukan” Qatar.
Mayor Jenderal Dhu al-Himma Shaleesh, pemimpin Pasukan Khusus Kepresidenan, menulis kepada Duta Besar Suriah di Qatar, Hajem Ibraheem, memintanya untuk melayani “kepentingan tertinggi negara Suriah”.
Shaleesh memberitahu duta besar mengenai kebutuhan untuk mempermalukan Qatar setelah perannya yang mendukung Tentara Pembebasan Suriah (FSA). Shaleesh meminta Duta Suriah di Qatar untuk menerapkan strategi dan menempatkan negara Teluk itu dalam situasi kritis untuk melemahkan citra dan mengubah opini publik.
Sebuah dokumen yang sangat rahasia kedua, tertanggal 2 Juni, juga dikirim dari Shaleesh tapi kali ini ditujukan secara pribadi kepada Assad, mengakui “kesuksesan” operasi pertama yang bertujuan untuk mengacaukan Qatar dan mempermalukannya di depan dunia. (haninmazaya/arrahmah.com)