GAZA (Arrahmah.com) – Puluhan warga muslim distrik Rafah, Jalur Gaza, melakukan aksi demonstrasi di perbatasan Mesir-Palestina pada Ahad (30/9/2012). Mereka menuntut pemerintah Mesir menghentikan penghancuran terowongan-terowongan yang menjadi jalur pengiriman sembako dari Mesir ke wilayah Jalur Gaza yang diembargo Israel dan Mesir.
Aksi demonstrasi yang digelar oleh Hamas itu diikuti juga oleh sejumlah tokoh masyarakat dan pemimpin Hamas distrik Rafah. Mereka menuntut pemerintah Mursi menghentikan penghancuran terowongan-terowongan yang telah dilakukan oleh Mesir sejak penyerangan terhadap tentara perbatasan Mesir bulan lalu.
Para demonstran mengangkat sejumlah poster bernada protes. “Kami menuntut presiden Muhammad Mursi menghentikan embargo terhadap Gaza”, “Sampai kapan dunia Arab bungkam saja?” dan “Ya untuk penghentian embargo, tidak untuk penghancuran terowongan jalur penghidupan” adalah bunyi sebagian poster tersebut.
Salah seorang pemimpin Hamas yang ikut ambil bagian dalam aksi demonstrasi, Yusuf Farhat, mengingatkan Mesir akan kemungkinan “ledakan yang tidak baik akibatnya” akibat “tekanan besar” terhadap warga muslim Jalur Gaza akibat embargo yang terus-menerus diterapkan terhadap mereka.
“Jangan memaksa kami untuk kehilangan harapan terhadap revolusi Mesir dan pemerintahan yang baru,” pekik Farhat saat berorasi.
“Terowongan-terowongan ini adalah kondisi darurat, bukan atas pilihan kami, kami sendiri yang akan menghancurkannya bukan kalian, selama kalian mengadakan gantinya dan menghentikan embargo (atas Jalur Gaza),” urai Farhat.
Demonstrasi yang digelar oleh Hamas ini merupakan pernyataan protes pertama secara terang-terangan atas kebijakan pemerintah baru Mesir yang bekerja sama dengan penjajah zionis Israel dalam mengembargo Jalur Gaza dan menghancurkan terowongan-terowongan yang menjadi satu-satunya jalur masuknya sembako dari Mesir ke Gaza.
Protes Hamas ini terjadi hanya dua minggu setelah pemimpin Hamas di Jalur Gaza, Ismail Haniyah, bertemu dengan PM Mesir, Hisyam Qindil, di Kairo. Kedua belah pihak bertemu untuk membicarakan usulan membentuk satu kawasan perdagangan bebas antara Jalur Gaza dan Mesir sebagai alternatif pengganti terowongan.
Namun sikap Mesir yang sampai saat ini masih melanjutkan penghancuran terowongan-terowongan di perbatasan Mesir-Palestina dan demonstrasi Hamas ini menunjukkan pertemuan kedua belah di Kairo dua pekan yang lalu menemui jalan buntu.
Di era Muhammad Mursi yang menjadi presiden pertama pasca revolusi Mesir yang menumbangkan rezim diktator Husni Laa Mubarak, kebijakan luar negeri Mesir belum mengalami perubahan berarti. Mesir bersikukuh menetapi perjanjian Camp David yang merupakan pengakuan atas hak penjajah zionis Israel atas 80 persen negeri Palestina. Mesir masih mengembargo Jalur Gaza dan menghancurkan terowongan-terowongan yang menjadi jalur masuknya sembako ke Jalur Gaza.
(muhib almajdi/arrahmah.com)