KABUL (Arrahmah.com) – Imarah Islam Afghanistan (IIA) pada Senin (18/10/10) memperingatkan bahwa Partai untuk Kebebasan (PVV) yang dipimpin oleh Geert Wilders yang sangat membenci Islam dan menggaungkan kebijakan anti-Islam dapat mengakibatkan serangan terhadap Belanda.
Surat kabar Volkskrant mewawancarai Zabiullah Mujahid, jurubicara resmi IIA untuk wilayah timur dan utara Afghan, yang berbicara mengenai situasi politik di Belanda. Ia mengkritisi rencana Wilders dan komentarnya terhadap Islam dan memperingatkan bahwa rencananya dapat memicu sebuah organisasi melakukan serangan ke Belanda.
“Jika ia berhasil memanipulasi parlemen Belanda untuk melanjutkan lebih banyak hukum anti-Islam atau hukum yang tidak menguntungkan bagi Muslim Belanda, maka tanpa diragukan lagi Muslim dari negara lain akan mengambil tindakan untuk membantu saudaranya di Belanda,” ujar Mujahid seperti yang dilansir koran tersebut.
Pemerintahan terbaru Belanda yang baru dikukuhkan Ratu Beatrix pada minggu lalu dan dipimpin oleh Perdana Menteri Mark Rutte. Kabinet bentukan ini kontroversial karena Partai Rakyat Rutte untuk Kebebasan dan Demokrasi (VVD) dan Kristen Demokrat (CDA) tidak dapat membentuk koalisi mayoritas dan semua dukungan beralih ke PVV.
Wilders saat ini tengah menghadapi persidangan karena menghasut kebencian dan diskriminasi terhadap ummat Islam melalui pidato dan tulisan-tulisannya dalam beberapa tahun terakhir, termasuk tulisan dimana dia membandingkan Al-Qur’an dengan buku Adolf Hitler, Mein Kampf. Namun, jaksa mengatakan pada Jumat (15/10) bahwa Wilders harus dibebaskan dari tuduhan karena tidak terkait tindak pidana.
Mujahid mengatakan dalam opsi terakhir akan melancarkan serangan, namun tampaknya tidak mungkin (jika terjadi) akan dilakukan oleh Mujahidin IIA.
“Jika Belanda memberlakukan atau menambah kebijakan anti-Islamnya maka tanpa keraguan bahwa Belanda akan menjadi target serangan oleh kelompok jihad,” ujarnya.
“Kelompok ini tidak perlu datang dari negara lain, Muslim Belanda akan menyerang Belanda dan kelompok jihad internasional siap membantu.”
Mujahid tidak mau mengatakan apakah setiap serangan sudah direncanakan. IIA mengucapkan selamat kepada Belanda yang akan segera menarik mundur pasukannya. Namun, pemerintah Belanda baru akan memutuskan untuk menarik atau tidak lagi mengirimkan pasukan ke Afghanistan.
“Jika Belanda memutuskan untuk melanjutkan misi mereka di Afghanistan, maka Belanda semakin terlihat sebagai sebuah negara musuh,” lanjut Mujahid.
Dalam sebuah pesan yang dialamatkan untuk VVD dan CDA, Mujahid mengatakan ”
“Itu tidak berpengaruh, kalian mengirimkan tentara di bawah label apa, mereka tidak diterima… walaupun untuk misi ‘kemanusiaan’. Tentara kalian akan diperlakukan sebagai penjajah dan seluruh dunia sudah tahu apa yang akan dilakukan penduduk Afghan terhadap mereka.” (haninmazaya/arrahmah.com)