JAKARTA (Arrahmah.com) – Polemik soal organisasi Rohani Islam (Rohis) yang berbasis di sekolah-sekolah terus mencuat. Aktivis Rohis se-Indonesia menolak bila dituding sebagai sarang teroris. Bagaimana duduk perkara sebenarnya?
Selama sepekan terakhir polemik soal Rohis mencuat ke publik. Ini setelah tayangan di stasiun televisi swasta Metro TV yang menayangkan info grafis soal Rohis. Penyulutnya karena disebut Rohis sebagai sarang teroris.
Guru Besar Sosiologi Islam UIN Syarif Hidayatullah Bambang Pranowo yang melansir hasil risetnya mengklarifikasi ihwal penyebutan ‘Rohis Sarang Teroris’. “Saya tidak pernah menyebut Rohis sarang teroris, tetapi Rohis sasaran teroris,” ujar Bambang melalui saluran telepon di Jakarta, Senin (24/9) seperti dilansir inilah.com.
Bambang menyebutkan, riset yang pihaknya lakukan terkait pendidikan agama dan radikalisme. Menurut Bambang, kalau dicari kaitannya, kaum radikal kuat di kampus akan menjadi rumput kering yang mudah disulut. “Riset kami tidak spesifik membahas Rohis. Tapi sekolah umum di Jabodetabek,” tambah Bambang.
Ketika disinggung soal perbedaan Rohis dengan organisasi pelajar berbasis ormas keagamaan Islam seperti Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM), Bambang menegaskan terdapat perbedaan mencolok. ‘”IPNU dan IRM sudah terpola yang mengikuti NU dan Muhammadiyah. Beda dengan Rohis yang masih kosong, tergantung siapa yang mengisinya,” papar Bambang.
Dalam penelitian tersebut, Bambang menyebutkan terungkap tingkat pengenalan siswa terhadap organisasi keagamaan di Indonesia. Di antara mereka ada yang mengenal NU dan Muhammadiyah. “Namun justru mereka cukup besar mengenal Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Front Pembel Islam (FPI),” ungkap Bambang.
Anggota Komisi Pendidikan DPR RI dari Fraksi PKS Ahmad Zainuddin menilai isu Rohis sebagai sarang teroris merupakan wujud intimidasi terhadap kegiatan yang dilakukan siswa sekolah. “Hal itu merupakan salah satu bentuk intimidasi terhadap kegiatan yang dilakukan oleh siswa di sekolah,” ujar Zainuddin.
Dia menepis anggapan bila Rohis dilekatkan dengan teroris. Rohis merupakan program ekstra kurikuler yang berada di bawah koordinasi Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). “Ekskul rohis itu adalah program sekolah, bukan program teroris,” ujar Zainuddin.
Akhir pekan kemarin, ribuan siswa Rohis melakukan aksi demonstrasi di sejumlah kota termasuk di Jakarta. Mereka menolak tudingan bahwa Rohis sebagai sarang teroris. (bilal/arrahmah.com)