SOLO (Arrahmah.com) – Keluarga tertuduh teroris yang ditangkap di depan rumahnya di Todipan, Laweyan, Solo, mendatangi Polresta Surakarta, pada Sabtu sore (22/9/2012).
Didampingi kuasa hukum mereka, keluarga kedua terduga teroris itu mempertanyakan alasan penangkapan oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror atas anggota keluarga mereka. Mereka diterima oleh Kasat Intel Polresta Solo, Kompol M Fakhrudin, di ruang tamu Polresta.
Salah satu kerabat yang bersangkutan, yang enggan menyebutkan namanya, mempertanyakan penangkapan keponakannya. Sambil terbata-bata karena menahan tangis, dia mempertanyakan mengapa keponakannya sempat ditabrak mobil Densus 88 saat mengendarai sepeda motor sebelum ditangkap. Dan tetangga yang ingin menolong Fajar saat itu justru dihalang halangi dengan senjata oleh anggota Densus.
Sementara itu, seorang kakak terduga teroris lainnya, Dzikron yang turut datang ke Polresta Solo, juga mengatakan bahwa Densus sudah salah target. Menurutnya Dzikron, Densus harusnya lebih profesional. “Saya anggap Densus tidak profesional karena sudah salah target dengan menangkap adik saya” katanya seperti dikutip kompas.com.
Sementara itu, Kompol M Fakhrudin menjelaskan bila tidak terbukti bersalah kedua terduga teroris itu tentu akan dipulangkan. (bilal/arrahmah.com)