(Arrahmah.com) – Konsolidasi Daulah Islam Irak telah mengembalikan propinsi-propinsi sunni di Irak ke tangan mujahidin. Sebanyak 276 kali operasi militer dilancarkan oleh mujahidin Irak selama bulan Ramadhan 1433 H di propinsi sunni Moushil. Angka serangan yang begitu tinggi menunjukkan peningkatan kekuatan mujahidin yang sangat signifikan.
Dalam pernyataan resminya, Daulah Islam Irak pada Senin (17/9/2012) melaporkan telah menggelar 276 operasi serangan terhadap aliansi pasukan penjajah salibis AS dan NATO serta rezim boneka Syiah Irak di propinsi Mosuhil alias Ninawa, selama bulan Ramadhan 1433 H yang bertepatan dengan Juli-Agustus 2012 M.
Ke-276 operasi serangan itu dilakukan dengan beragam taktik militer:
- Peledakan ranjau terhadap kendaraan patrol militer rezim Syiah Irak.
- Serangan dengan senjata berperedam suara terhadap para perwira rezim Syiah Irak di markas-markas militer dan kepolisian.
- Serangan bom syahid dengan mobil penuh bahan peledak terhadap markas-markas militer dan kepolisian rezim Syiah Irak.
- Serangan terhadap rumah dinas dan kendaraan dinas para pejabat tinggi rezim Syiah Irak.
- Serangan terhadap pangkalan militer aliansi salibis AS dan NATO serta rezim Syiah Irak dengan mortar dan roket.
- Serangan terhadap kantor-kantor pemerintahan rezim Syiah Irak dengan senapan serbu dan senapan mesin.
- Meledakkan rumah dinas sejumlah pejabat tinggi pemerintahan rezim Syiah Irak.
- Melemparkan granat terhadap posko-posko pemeriksaan militer di jalan raya.
- Serangan terhadap rumah-rumah dinas para perwira militer rezim Syiah Irak.
- meledakkan bom motor dan bom mobil yang diparkir terhadap patrol militer rezim Syiah Irak.
- Membunuh para anggota dinas intelijen rezim Syiah Irak.
- Menyerang markas dinas intelijen rezim Syiah Irak.
- Meledakkan bom tempel pada kendaraan militer rezim Syiah Irak.
Operasi yang digelar oleh mujahidin Daulah Islam Irak di propinsi Moushil alias Ninawa itu telah menewaskan ratusan pejabat pemerintahan, perwira militer, tentara, intel dan polisi. Serangan demi serangan itu telah memaksa rezim boneka Syiah Irak terjebak dalam situasi sulit seperti dialami oleh tuan AS dan NATO yang mengangkat mereka sebagai boneka di Irak. (muhib almajdi/arrahmah.com)