AFGHANISTAN (Arrahmah.com) – Demonstrasi untuk memprotes film anti-Islam yang menistakan Nabi Muhammad (shalallahu ‘alaihi wa sallam) terus meluas di di beberapa kota di Afghanistan pada hari Rabu (19/9/2012), para demonstran memblokir jalan-jalan raya, membakar gambar-gambar Barack Obama dan menuntut hukuman mati bagi pembuat film.
Marah atas film yang berjudul “Innocence of Muslims”, hampir 1000 mahasiswa universitas Afghan menggelar demonstrasi di daerah Daronta di timur provinsi Nangarhar. Massa berkumpul sekitar 8:30 pagi memblokade jalan raya Kabul-Jalalabad selama satu jam.
Para demonstran membakar bendera AS dan gambar Barack Obama dan produser film, yang diduga adalah Sam Bacile atau Naokoula Basseley Nakoula. Mereka meneriakkan slogan-slogan men menentang AS dan menuntut rezim boneka Afghan untuk memutuskan hubungan dengan Amerika.
Attiqur Rahman, salah satu penyelenggara demonstrasi, mengatakan kepada Pajhwok, tuntutan mereka adalah pemerintah AS harus menghukum mati produser film. Dia mengatakan mereka akan terus melanjutkan protes hingga tuntutan mereka dikabulkan.
Mahasiswa lainnya, Baryalai, mengatakan bahwa mereka ingin pemerintah Afghan untuk memutuskan hubungan dengan AS sebelum 2014.
Para demonstran Muslim menawarkan resolusi, mendesak para hakim Muslim untuk menekan AS untuk menjatuhkan hukuman bagi produser film di pengadilan internasional. Mereka juga meminta pemerintah Afghan dan dunia Muslim untuk mengakhiri hubungan dengan AS.
Di tempat yang terpisah, ratusan rakyat Afghan juga turun ke jalan untuk melakukan unjuk rasa terkait hal serupa di distrik Alingar di provinsi Laghman.
Di tempat lainnya, lebih dari 1000 mahasiswa menggelar demonstrasi damai di kampus di utara provinsi Jawzjan. “Kami ingin pemerintah untuk menyampaikan pesan kami kepada AS bahwa kami inginkan hukuman keras bagi pembuat film,” kata seorang mahasiswa.
Dia menambahkan bahwa ini bukan pertama kalinya Islam dihina oleh orang-orang kafir Barat. Dia memperingatkan bahwa akan digelar protes lagi jika AS tidak bertindak tegas terhadap pembuat film atau gagal mencegah tindakan keji itu di masa depan. (siraaj/arrahmah.com)