TOKYO (Arrahmah.com) – Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Leon Panetta, menyatakan pada hari Senin (17/9/2012) bahwa ia sangat cemas dengan pasukan dan polisi Afghanistan yang berbalik mengarahkan senjatanya kepada pasukan salibis Amerika Serikat beserta sekurnya.
Panetta mengklaim bahwa serangan semacam itu merupakan nafas terakhir mujahidin yang tidak mampu menanggung kekalahan di medan perang.
Komentar menhan ini muncul mengikuti kritik pedas dari Jenderal Martin Dempsey, kepala Staf Gabungan. Dempsey pada hari Minggu (16/9) menyatakan bahwa serangan para penyusup ini sebagai ancaman serius bagi misi mereka di Afghanistan.
Ada tiga serangan penyusup terhadap pasukan AS dan NATO selama beberapa hari terakhir, termasuk serangan di sebuah pos pemeriksaan hari Minggu (16/9), dimana polisi Afghanistan yang menewaskan empat tentara salibis Amerika.
Lebih dari 50 tentara salibis tewas di tangan sekutu Afghanistan atau mereka yang telah menyusup barisan militer sepanjang tahun ini. Setidaknya 12 serangan tersebut datang pada bulan Agustus saja, menyebabkan 15 orang tewas.
Serangan-serangan itu adalah insider souring hubungan antara pasukan NATO dan pasukan Afghanistan bahwa mereka melatih dan berjuang bersama.
Tetapi para pemimpin militer dan pertahanan telah bersikeras bahwa serangan ini tidak menghambat upaya perang, dan bahwa hal itu tidak akan mempengaruhi rencana untuk menarik pasukan asing dari Afghanistan pada akhir 2014. (althaf/arrahmah.com)