LOS ANGELES (Arrahmah.com) – Sam Bacile, nama yang disebut-sebut sebagai orang utama yang berada dibalik film “Innocence Muslims” yang berisi penghinaan, pecelehan, dan fitnah terhadap Nabi yang maksum Muhammad (shalallahu ‘alaihi wa sallam). Namun kononnya, Sam Bacile adalah nama samaran, identitasnya pun tidak jelas.
Sejak protes meletus di seluruh dunia Sam Bacile menjadi sorotan. Dia hanya sekali muncul dalam sebuah wawancara dengan The Wall Street Journal, kemudian menghilang.
Dalam wawancara itu, Bacile mengaku bahwa dia mendapat bantuan dari sekitar 100 orang Yahudi yang telah menyumbangkan uang untuk membuat film tersebut yang totalnya USD 5 juta. Memproduksi film dengan 60 aktor dan 45 kru.
Bacile mengaku bahwa dia membuat film tersebut untuk mengekspos “Islam sebagai agama yang penuh kebencian”.
Dia juga mengatakan, “Islam adalah kanker”. “Film ini adalah film politik. Ini bukan film keagamaan.”
Tak banyak orang yang tahu tentang Bacile. Namun pada hari Sabtu (15/9/2012) pejabat Federal menunjukkan seorang pria berasal dari California yang diyakini sebagai orang yang membuat film anti-Islam tersebut, WPTV melaporkan.
Menurut laporan, namanya adalah Nakoula Basseley Nakoula, yang pernah terlibat penipuan bank pada 2009 dan ditempatkan dalam masa percobaan selama lima tahun.
Pejabat Federal menganggap Nakoula adalah pembuat film “Innocence of Muslims”.
Steve Whitmore, bersama Departemen Sheriff Wilayah Los Angeles, mengatakan kepada CNN bahwa Nakoula telah meninggalkan stasiun Sheriff lokal setelah para pejabat federal selesai mewawancarainya.
“Dia pergi dan dia bebas,” katanya tentang Nakoula, yang memakai topi dan wajahnya ditutupi syal putih yang dikawal oleh seorang wakil Sheriff (Kepala Polisi Daerah).
Sebelumnya Whitmore membantah laporan bahwa Nakoula telah ditangkap, mengatakan bahwa dia tidak pernah diborgol dan meninggalkan rumahnya untuk diwawancarai dengan sukarela.
Karen Redmond, juru bicara Kantor Administratif Pengadilan AS, mengatakan pada hari Jum’at bahwa masa percobaan federal Nakoula sedang dikaji. Namun Redmond tidak memberikan informasi mengapa atau kapan masa percobaan akan ditinjau, atau berapa lama memakan waktu.
Film murahan tersebut menggambarkan Nabi Muhammad (shalallahu ‘alaihi wa sallam) sebagai seorang playboy, badut pembunuh, pembunuh kejam dan penganiaya anak-anak atau pedofilia yang telah membuat marah kaum Muslimin di seluruh dunia dan bangkit untuk protes dan melawan.
Melihat protes meletus di mana-mana, FBI mengontak Nakoula pekan ini karena takut akan potensi ancaman, tetapi dia tidak sedang diselidiki, berdasarkan laporan pejabat penegak hukum federal kepada CNN pada hari Kamis.
Bacile atau Nakoula sempat mengaku sebagai berkewarganegaraan Israel, tetapi Menteri Luar Negeri Israel mengatakan bahwa tidak ada catatan tentang Sam Bacile dalam kewarganegaraan Israel.
Di sisi lain, seorang anggota staf yang terlibat dalam pembuatan film tersebut pada tahap awal mengatakan kepada CNN bahwa nama tersebut sama sekali berbeda yang diajukan dalam paperwork untuk Screen Actors Guild, yaitu Abenob Nakoula Bassely. Sebuah pencarian catatan publik menunjukkan bahwa Abanob B. Nakoula tinggal di alamat yang sama dengan nama Nakoula Basseley Nakoula.
Staf lainnya yang bekerja dalam produksi film tersebut mengenal produsernya adalah Sam Bassil, ketika dia menandatangai cek pribadi untuk pembayaran staf.
Ketika CNN meminta informasi tentang Sam Bassil, Kantor Pengacara AS mengirimkan salinan surat dakwaan tahun 2009. Dokumen pengadilan tersebut menunjukkan hukuman penipuan bank atas nama Nakoula Basseley Nakoula.
Orang ini ternyata memiliki banyak alias, Mark Basseley Youssef, Youssef M. Basseley, Nicola Bacily dan Malid Ahlawi, yang terdaftar dalam surat dakwaan tersebut. Dokumen pengadilan lainnya mencatatat nama Thomas J. Tanas, Ahmad Hamdy dan Erwin Salameh sebagai nama lain dari Nakoula.
Siapapun otak sebenarnya dari film murahan ini, film buatannya telah membangkitkan kemarahan kaum Muslimin dan semangat mereka untuk melawan terhadap orang-orang yang dengan sengaja membiarkan penodaan terhadap Islam terjadi berulang-ulang. (siraaj/arrahmah.com)