BAGHDAD (Arrahmah.com) – Kelompok bersenjata di Irak telah melancarkan berbagai serangan bom yang menewaskan 73 orang dalam gelombang serangan terakhir di Irak yang juga menargetkan tentara di pos militer dan antrian calon polisi yang tengah melamar pekerjaan.
Serangan pada Minggu (9/9/2012) yang melanda setidaknya 11 kota juga melukai sekitar 200 orang.
Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini, namun pasukan keamanan selalu menjadi target utama Mujahidin Irak.
Dalam serangan mematikan, pria bersenjata menyerbu sebuah pos militer di kota Dujail sebelum fajar, menewaskan sedikitnya 10 tentara dan melukai delapan lainnya, menurut pengakuan polisi dan pejabat rumah sakit di dekat kota Balad, sekitar 80 Km dari utara Baghdad, lapor Al Jazeera.
Para pejabat berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk melepaskan informasi.
Calon polisi menjadi target
Beberapa jam kemudian, sebuah bom mobil menghantam sekelompok calon polisi yang menunggu dalam antrian untuk melamar pekerjaan ke Perusahaan Nothern Oil yang berada di kota Kirkuk.
Komandan kepoliisan kota, Sarhad Qadir mengatakan tujuh calon polisi tewas dan 17 terluka. Namun ia tidak memberikan rincian lain.
Serangan juga terjadi di wilayah selatan Irak, di mana bom menghantam dua mobil yang diparkir di kota yang didominasi oleh penganut Syiah, Nasiriyah, sekitar 320 Km dari selatan Baghdad.
Ledakan terjadi di dekat konsulat Perancis dan sebuah hotel di kota. Wakil direktur kesehatan, dokter Adnan al-Musharifawi mengatakan dua orang tewas dan tiga terluka di hotel dan seorang polisi Irak terluka di gedung konsulat.
Al-Musharifawi mengatakan tidak ada diplomat Perancis yang menjadi korban.
Pada Minggu malam, bom mobil lainnya menghantam pemukiman Al Washash di Baghdad barat, kali ini dua orang tewas dan tujuh terluka. Bom mobil juga menargetkan sebuah pasar burung di distrik Huriyah, menewaskan tiga orang dan melukai 14. Sementara itu di barat laut Baghdad, bom mobil meledak di restoran yang ramai di pemukiman Shullah, menewaskan lima orang dan melukai 38 lainnya.
Jurnalis Al Jazeera, Ahmed Rushdi melaporkan dari Baghdad dan mengatakan bahwa bukan hanya Al Qaeda yang berada di balik serangan.
“Itu juga merupakan pemberontakan terhadap pemerintah dan partai-partai politik karena ada perselisihan besar antara al-Maliki dan lawan-lawannya,” ujar Rushdi.
“Ini adalah hari kegagalan utama dari pasukan keamanan Irak. Orang-orang bertanya pada diri sendiri, apa yang telah pemerintah lakukan untuk dapat mengendalikan situasi. Tampaknya tidak ada data intelijen yang nyata mengenai serangan-serangan ini.” (haninmazaya/arrahmah.com)