DAMASKUS (Arrahmah.com) – Tembakan mortir dan artileri oleh tentara rezim Suriah di wilayah selatan Damaskus di mana para pengungsi Palestina tinggal, telah menewaskan sedikitnya 20 orang, ujar penduduk setempat, lansir Al Jazeera.
Kamp Yarmouk dan distrik sekitarnya telah menjadi saksi pertempuran yang berkepanjangan di ibukota sejak pasukan yang setia kepada Assad meluncurkan serangan untuk mendorong para pejuang Suriah keluar dari ibukota dua bulan lalu.
Warga di kamp tersebut mengatakan bahwa selama dua minggu terakhir, Yarmouk telah tertutup dari distrik tetangga dan mereka telah menyaksikan bentrokan setiap harinya. Sejak Kamis (6/9/2012) pagi, mereka melaporkan pemboman berat di daerah tersebut.
Warga setempat mengatakan tentara mungkin akan mengintensifkan serangan terhadap distrik karena mereka yakin para pejuang Suriah yang berlindung di pemukiman Tadamon dan Hajar al-Aswad, menyelinap masuk ke Yarmouk.
Pasukan Assad saat ini mencoba membangun kembali kontrol penuh atas Damaskus serta memerangi pejuang oposisi di kota Aleppo.
Benteng anti-Assad
Serangan udara dan bombardir terus-menerus diluncurkan di daerah yang dikuasai pejuang oposisi di provinsi utara dan selatan yang mendorong gelombang pengungsi ke Turki dan Yordania.
Di bulan Agustus, lebih dari 100.000 warga Suriah melarikan diri, angka tertinggi dalam 18 bulan terakhir, ujar UNHCR.
Lebih dari 160.000 pengungsi Suriah kini tinggal di Yordania, dan jumlah tersebut meningkat setiap harinya hingga ribuan orang.
Sekitar 8.000 tinggal di sebuah kamp baru di perbatasan sedangkan sisanya tersebar di seluruh negeri.
Di provinsi selatan, provinsi Deraa, pejuang oposisi mengatakan 45 tank militer telah dikirim ke kota perbatasan Tel Shehab, benteng anti-Assad yang selama ini digunakan sebagai tempat transit bagi para pengungsi yang ingin menyeberang ke Yordania.
Mereka mengatakan pejuang oposisi mundur dari kota sebelum serangan militer dimulai. “Tidak ada tembakan, tidak ada bentrokan,” ujar pejuang oposisi, Abu Younis. Empat sipil tewas, lanjutnya.
“Mereka membakar rumah-rumah para aktivis tetapi mereka hanya memasuki rumah-rumah aktivis yang dikenal dan keluarga yang menyembunyikan pejuang. Lebih dari 40 orang ditangkap,” ujarnya. (haninmazaya/arrahmah.com)