RAFAH (Arrahmah.com) – Pihak keamanan Mesir mengatakan kepada Ma’an pada hari Sabtu (25/8/2012) bahwa beberapa orang yang diduga terlibat dalam serangan di Sinai pada 5 Agustus tahun ini adalah Jihadis (Mujahidin) yang belum lama dibebaskan dari penjara Mesir oleh Presiden Muhammad Mursi.
Sumber itu mengklaim bahwa otoritas forensik telah mengidentifikasi beberapa orang dari tujuh “terduga penyerang” yang tewas oleh tentara zionis Israel sesaat setelah serangan Sinai terjadi, dan mengkonfirmasi bahwa sedikitnya tiga dari mereka adalah warga Mesir.
Dua dari Rafah dan Sheikh Zuwaid di semenanjung Sinai, dan ketiga -yang baru dibebaskan dari penjara- adalah dari Mesra Matruh di utara Mesir, klaim sumber itu.
Tiga orang lainnya, tambah sumber itu, yang terlibat dalam serangan telah dibebaskan oleh Mursi 45 hari sebelum serangan terjadi.
Sumber menyebutkan nama Mahmud Abdullah (35) yang ditangkap dari desa Naja Shabana beberapa hari setelah serangan, dan Abu Miqdam Abu Khalid dan Abu Abdullah yang diklaim terbunuh dalam operasi militer yang sama.
Dua jasad lainnya yang diklaim tewas dalam operasi militer di Naja Shabana tidak dapat diidentifikasi.
Setelah mereka dibebaskan dari tahanan oleh Mursi, mereka menuju semenanjung Sinai untuk bergabung dengan kelompok Jihad dalam melancarkan serangan itu, yang menewaskan 16 penjaga perbatasan Mesir, klaim Sumber.
Sumber keamanan Mesir juga mengklaim bahwa masih ada 16 orang yang masih berada dalam daftar pencarian, yang berasal dari Rafah dan Sheikh Zuwaid, mereka dalam pencarian tetapi tidak dapat ditangkap kerena mereka bersembunyi di antara warga sipil Sinai.
Laporan ini belum bisa dikonfirmasi sebab berulang kali kelompok Jihad, baik di Mesir maupun di Gaza, membantah terlibat dalam serangan Sinai. Mereka justru mengindikasi adanya tangan zionis Israel dibalik tragedi Sinai, dan karena satu-satunya pihak yang diuntungkan akibat tragedi Sinai adalah Israel.
Sementara itu, Al Masry Al Youm melaporkan bahwa empat pria yang memakai penutup wajah yang ditangkap oleh keamanan Mesir di El-Arish pada hari Jum’at (24/8), yang diklaim pejabat keamanan Mesir, dituduh akan melakukan serangan di perbatasan. Namun mereka terus membantah tuduhan itu selama diinterogasi. (siraaj/arrahmah.com)