MAKASSAR (Arrahmah.com) – Mantan Wakil Presiden, Muhammad Jusuf Kalla mengatakan, popularitas Pancasila semakin memudar setelah bergulirnya Reformasi 1998. Hal tersebut diungkapkannya saat menjadi narasumber dalam seminar yang diselenggarakan oleh Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI), di Aula Keuskupan Agung Makassar, Minggu (3/10).
“Pada zaman Orde Baru, setiap saat masyarakat dihadapkan pada keharusan untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila, seperti saat pelaksanaan ujian sekolah, PNS, dan sebagainya,” ungkap mantan ketua umum Partai Golkar ini.
Bahkan, kata dia, pada era tersebut, bisa dikatakan di Indonesia sedang terjadi inflasi Pancasila. Namun, penerapan Pancasila hanya sebatas pada menghafalkan kalimat dan tidak disertai dengan penjiwaan nilai-nilai Pancasila. “Hal ini bisa kita lihat dengan maraknya perilaku korupsi oleh para pejabat, mulai dari tingkat pusat hingga ke daerah,” ucapnya.
Inilah yang membuat masyarakat Indonesia merasakan kejenuhan dengan doktrin penerapan Pancasila, sehingga pascareformasi, popularitas Pancasila semakin memudar. “Saat ini, terjadi degradasi yang sangat signifikan terhadap Pancasila, karena masyarakat tidak bisa menemukan dan bahkan kembali mempertanyakan manfaat dasar dari nilai tersebut,” tuturnya.
Bahkan, lanjutnya, dalam pidato-pidato para pejabat pun, sangat jarang ditemukan pidato berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila. Ia mengatakan, meskipun terdapat perbedaan berkaitan dengan popularitas Pancasila antara era Orde Baru dengan Reformasi, namun pada dasarnya tidak terjadi perubahan secara signifikan terhadap penerapan nilai-nilai Pancasila di masyarakat. (rep/arrahmah.com)