WASHINGTON (Arrahmah.com) – Rute darat yang biasa digunakan NATO untuk mengirimkan suplai kebutuhan militernya ke Afghanistan akan dibuka kembali dalam waktu yang relatif lebih cepat, duta besar Pakistan untuk AS mengatakan pada Minggu (3/10/2010), tiga hari setelah pemerintah Pakistan secara resmi memblokade jalur tersebut.
Hussain Haqqani mengatakan pada “State of Union” CNN bahwa jalur transit kemungkinan akan dibuka dalam beberapa hari ini.
“Saya kira jalur suplai akan dibuka relatif lebih cepat,” kata Haqqani.
Pakistan menghentikan konvoi truk dan tanker NATO pada hari Kamis lalu setelah pemerintah menyalahkan serangan lintas batas oleh helikopter NATO yang menyebabkan tiga tentara Pakistan tewas.
Namun Haqqani tetap yakin bahwa keputusan pemerintahnya itu hanya sementara. Menurutnya rute suplai NATO melalui daratan Pakistan akan dibuka dalam waktu kurang dari seminggu.
“Itu bukan pemblokiran. Itu hanyalah sanksi sementara,” ujar Haqqani. “Saya kira blokade ini tidak akan berlangsung lama.”
Jalan raya Khyber di Torkham merupakan salah satu rute utama suplai NATO ke Afghanistan, dimana lebih dari 152.000 pasukan AS dan NATO tengah bertempur mati-matian melawan mujahidin.
NATO mengklaim bahwa helikopternya memang memasuki wilayah Pakistan pada hari Kamis dalam rangka membela diri dan telah membunuh “beberapa orang bersenjata” setelah tentaranya menerima serentetan tembakan dari wilayah Pakistan.
Serangan itu hanya salah satu dari empat serangan yang terjadi pekan lalu oleh helikopter NATO yang berkedok memburu ‘militan’ yang tengah bersembunyi di Pakistan.
Haqqani mengatakan bahwa Jenderal Petraus, panglima perang AS di Afghanistan, telah mendiskusikan permasalahan yang menyebabkan ketegangan hubungan antara Pakistan dan Amerika Serikat.
“Saya bicara pada Jenderal Petraeus tadi malam. Ia menghubungi saya dari Kabul,” lanjut Haqqani. “Ia meyakinkan saya bahwa ia akan menyelesaikan masalah rute suplai NATO ini.”
Haqqani mencoba meyakinkan AS bahwa Pakistan tidak sedang membuat pembalasan politik, tapi keputusan Islamabad yang ‘mengkhawatirkan’ NATO ini hanya untuk membuat konvoi lebih aman.
Haqqani menambahkan bahwa keruwetan baru-baru ini tidak akan merusak kerja sama AS-Pakistan di masa depan.
“Pakistan adalah sekutu Amerika. Amerika bergantung pada Pakistan,” kata Haqqani.
“Kita tidak bisa dan tidak melakukan segala sesuatu yang Amerika inginkan karena terkadang kita tidak memiliki kapasitas, terkadang kita tidak memiliki sarana,” katanya.
“Di luar semua ‘kebisingan politik’ ini, faktanya kami (Pakistan dan AS) tetap bekerja sama.” (althaf/arrahmah.com)