RIAU (Arrahmah.com) – MUI Kepri mendesak Gubernur Kepri mengubah sebutan Kota Batam menjadi bandar kota Madani (bermoral) dengan sebutan kota bebas, setelah tidak adanya tindakan terkait masalah perjudian dan prostitusi.
“Gubernur Kepri harus mengubah nama kota Batam menjadi kota bebas, dan menghapuskan julukan kota madani karena tidak cocok dengan perkembangan Kota Batam saat ini,” kata ketua Majelis Ulama Islam (MUI) Kepri Tengku Azhari Abbas, Rabu (22/8) dikutip mediaindonesia.com.
Hal ini dikatakannya karena makin maraknya masalah perjudian di Batam dengan berkedok permainan anak-anak. Menurut dia, masyarakat muslim di daerah ini sangat terganggu dengan kebijakan Pemkot Batam yang berani menerbitkan izin untuk gelanggang perjudian yang mengaitkan dengan
permainan anak-anak.
“Coba lihat mana ada orang dewasa berjam-jam lamanya main di satu tempat permainan anak-anak dengan koin yang berbungkus-bungkus. Ini tidak saja melibatkan kepolisian tapi Pemkot Batam, yang menerbitkan perizinannya,” tegasnya.
Informasi yang dikumpulkan MUI Kepri mendapati permainan yang berbau judi itu adalah mesin yang namanya Doraemon, mesin itu dikabarkan memiliki omset hingga ratusan juta per bulannya. Sedangkan soal bukti, Azhari meminta agar instansi terkait yang melakukan penyelidikan.
“Biarlah polisi yang mengungkapkan hal ini. Kita hanya menerima laporan dari masyarakat,” ujarnya.
Sedangkan masalah prostitusi adalah banyak izin panti pijat yang dikeluarkan Pemkot Batam pada kenyataannya menyediakan pelayanan pijat plus. Hal ini juga sering dilaporkan namun, tidak mendapat tanggapan.
Sementara itu, Kapolda Kepri Brigjen Yotje Mende terkait masalah perjudian berkedok permainan menegaskan tidak akan main-main dalam masalah perjudian. Namun, dia anak-anak tidak dapat bertindak jika buktinya belum kuat. Akan tetapi, dia berjanji akan menyelidiki masalah ini hingga
tuntas.
Pemantauan Media Indonesia di sejumlah geIanggang permainan berbau judi yang berkedok permainan anak-anak hingga hari ke-4 Idul Fitri masih tetap ramai dikunjungi orang. Mesin Doraemon yang menjadi primadona di empat titik gelanggang permainan seperti Kids Zone Harbour Bay, Madagaskar Nagoya Hill, Center Point, dan SP Plaza Batuaji tetap ramai dikunjungi pengunjung.
Di sebelah tempat permainan disamarkan dengan sejumlah permainan anak-anak, sedangkan disebelahnya ratusan mesin gelper yang diberi nama Doraemon ramai dikunjungi orang dewasa, dan penuh dengan asap rokok.
Dan pemandangan ini begitu kontras karena di satu sisi anak-anak bermain-main, sementara di sebelahnya asap rokok dan minuman turut meramaikan gelanggang permainan itu. Sedangkan penukaran koin dengan uang dilakukan di toilet dan tempat parkir. (bilal/arrahmah.com)