ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Otoritas Pakistan telah memblokade rute penting yang dipakai menyalurkan kebutuhan pasukan salibis NATO di Afghanistan pada Kamis (30/9/2010) sebagai pembalasan atas serangan lintas batas AS yang menewaskan tiga tentara Pakistan.
Serangan terhadap pos pengawasan perbatasan adalah serangan keempat sepanjang pekan ini. Serangan ini terjadi setelah sejumlah serangan rudal yang lebih membabi buta dari pesawat tak berawak AS ke daerah suku Pakistan sudah sangat meninggikan sentimen anti-Amerika di Pakistan.
Beberapa jam setelah serangan itu, para pejabat Pakistan menutup perbatasan utama Torkham yang biasa dilintasi ratusan truk pemasok NATO setiap harinya ke Afghanistan.
Pakistan mengatakan akan “melindungi kedaulatannya dalam segala situasi”, sementara Rehman Malik, menteri dalam negeri, mengatakan: “Kita harus tanggap baik kita adalah sekutu atau musuh.”
Sementara itu, Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani mengatakan pada Leon Panetta, direktur CIA, saat berkunjung ke Islamabad, bahwa Pakistan “sangat prihatin” mengenai serangan pesawat tanpa awak AS di wilayahnya.
“Pakistan yang menjadi sekutu garis depan dalam perang melawan teror mengharapkan para mitranya untuk menghormati kedaulatan teritorial.”
Sudah bisa dipastikan bahwa penutupan rute suplai ini akan mempengaruhi NATO di Afghanistan. Pasalnya, 75% suplai, terutama makanan dan bahan bakar, selalu melewati jalan raya Khyber dari pelabuhan laut di Karachi.
Dengan rentannya penyerangan, pembakaran, dan penjarahan truk suplai kebutuhan oleh mujahidin, NATO terpaksa harus mengambil alternatif rute lain melalui Rusia dan Asia tengah.
Pada Kamis malam (30/9), antrian 150 truk dan tanker minyak telah memadati Torkham. (althaf/arrahmah.com)