BEKASI (Arrahmah.com) – Di kantong saku celana Ahmad, pelaku bom yang meledak di Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat (30/9) ditemukan dua kertas berisi tulisan tangan. Diduga tulisan itu adalah ‘pesan jihad’ dari pelaku, Ahmad (30) yang saat tulisan ini diturunkan dikabarkan telah menghembuskan nafas terakhirnya.
Polisi Sita “Surat Balas Dendam”
Saat ini, dua carik kertas tersebut diamankan polisi sebagai barang bukti. Kertas-kertas itu bertuliskan soal aksi balas dendam. Polisi juga menyita uang Rp3.000, satu botol air mineral, satu tas, satu panci, sepeda dan sejumlah barang lain.
Berikut isi lengkap surat tersebut:
Ini adalah balasan pada kalian sekutu-sekutu setan yang membunuh, menghukum mati dan menahan mujahidin. Kami siap mati untuk agama yang mulia ini.
Kertas Kedua :
Bom syahid ini adalah untuk kalian semua orang-orang kafir. Kalian akan kami kejar walaupun kalian lari ke awan. Kematian kalian itu pasti. Mujahidin masih hidup di Indonesia.
Dua kertas itu ditemukan polisi di saku celana Ahmad sesaat setelah diamankan polisi dari tempat kejadian perkara (TKP). Polisi saat ini tengah mengidentifikasi apakah surat itu berkaitan dengan aksi peledakan bom yang dilakukan pelaku korban.
Menurut sejumlah saksi, dalam melakukan aksinya, setelah memarkir sepeda ontel-nya, Ahmad berjalan mendekat ke arah dua anggota Polisi Lalu Lintas yang sedang bertugas, masing-masing AKP Heri Azhari dan Aipda Sugiyanto.
Tidak jauh dari tempat dua polisi bertugas, bom yang dibawa korban langsung meledak. Ledakan itu menyebabkan pelaku menderita luka di wajah, patah lengan dan kaki kanan. Itu cukup menandai bahwa bom itu berkekuatan cukup besar.
Saat ini TKP sudah diamankan. Sejumlah anggota Polri tampak berada di lokasi kejadian untuk melakukan penyelidikan.
Kronologis Ledakan
Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Iskandar Hassan menjelaskan kronologi terjadinya ledakan tersebut.
“Ada seseorang mengendarai sepeda onthel [sepeda kayuh], di mana di boncengan belakang ada barang,” kata Iskandar di Markas Besar Kepolisian RI, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Kamis 30 September 2010.
Masyarakat yang lalulalang tidak mengetahui benda apa yang dibawa pelaku. “Saat melewati perbatasan Jakarta Timur dan Bekasi. Barang itu meledak jam 09.00 WIB,” tambah dia.
Pembawa barang tersebut, berinisial AH, lalu dibawa ke Rumah Sakit Kramat Jati.
“Usianya 38 tahun, alamat berpindah-pindah. Itu menurut keterangan yang bersangkutan,” jelas Iskandar.
AH, tambah dia, masuk ke rumah sakit sekitar pukul 10.00 WIB dengan kondisi luka di daerah pipi, wajah, dan leher. Juga patah pada lengan kanan, patah kaki kanan. “Badan sebelah kanan semuanya, mungkin barangnya ada di daerah kanan,” tambah dia.
Hingga kini belum diketahui jenis bahan peledak tersebut. “Tim labfor masih melakukan pemeriksaan. Belum diketahui detail bahan-bahan apa, apakah low explosive, atau high explosive.”
“TKP sudah diamankan, Densus 88 juga ada di sana,” jelasnya.
Ahmad Akhirnya Hembuskan Nafas Terakhir
Kabar terakhir, AH atau Ahmad, pelaku peledakan di Kalimalang, Bekasi, meninggal dunia. Menurut Kepala Bidang Penerangan Umum Polri Komber Polisi Marwoto AH sengaja meledakkan diri di dekat pos polisi.
“AH kemungkinan sengaja meledakkan diri di dekat pos polisi yang ada di Jalan Raya Kalimalang,”
Saat kejadian itu, pelaku AH sedang menggunakan sepeda ontel melintas di belakang Ajun Komisaris Polisi Heri, yang merupakan Kepala Unit Petugas Pengatur Polresta Bekasi Kota yang mengatur lalu lintas. “Heri sedang mengatur lalu lintas, lalu tiba-tiba bom rakitan yang dibawa pelaku meledak di depan jalan dekat polisi lalu lintas,” kata Marwoto.
Marwoto mengatakan, AH sendiri diketahui tempat tinggalnya berpindah pindah dan sering tidur di masjid-masjid. Ledakan diduga akibat bahan peledak rakitan yang terbuat dari karbit, mesiu, paku lima centimeter dan paku tujuh centimeter, sekitar pukul 08.00 WIB.
“Dari tempat kejadian perkara petugas kepolisian menemukan tali rafia, paku, sisa bahan peledak berupa bubuk mesiu dan karbit, paralon, pecahan priuk nasi, tas warna hitam, pesan tertulis, korek api, botol air mineral, uang tunai 3000 rupiah, sepeda ontel dan di tempat duduk sepeda ada dua bungkus terikat, yang masih diamankan oleh tim gegana,” kata Marwoto.
AH yang membawa bahan peledak sekaligus korban dari ledakan tersebut, sempat dirawat di Rumah Sakit Kramat Jati Polri yang mengalami luka bagian wajah, pipi, leher, patah pada bagian lengan kanan dan kaki kanan.
Kapolresta Kota Bekasi Kombes Polisi Imam Sugianto membenarkan adanya surat yang bernada jihad yang ditemukan di antara barang bukti pelaku peledakan bom TKP, surat itu dibawa oleh tim Densus 88 Antiteror yang turun ke lapangan.
(M Fachry/arrahmah.com)