JAKARTA (Arrahmah.com) – Peneliti senior LSI, Burhanudin Muhtadi, menilai desakan Partai Golkar menaikkan anggaran Densus 88 antiteror sebagai bagian dari upaya menarik dukungan publik. Terlebih saat ini publik sangat memperhatikan isu terorisme. ”Saya pikir Golkar sedang memainkan isu populis,” kata Burhanudin, Senin (27/9/2010).
Kondisi publik yang kian khawatir terhadap intensitas serangan teroris dalam berbagai modus ini yang disasar Golkar untuk meraih simpati publik. Survei LSI juga menunjukkan kalau isu terorisme mendapat porsi perhatian yang besar dari masyarakat. ”Bagian dari usaha politik populis,” ujarnya lagi.
Seandainya pemerintah dan fraksi lain di DPR menyetujui usulan Golkar, Burhanudin meminta anggaran asing bagi Densus Antiteror 88 dibuka ke publik. Dengan naiknya anggaran pemerintah, Densus bisa mengurangi sumbangan asing.
Isu penerimaan dana asing bagi Densus selama ini juga menimbulkan kecurigaan tersendiri di kalangan masyarakat Muslim. Terutama, ketika media Australia memberitakan terbangnya petugas Polisi Federal Australia ke Indonesia untuk memeriksa apakah betul petugas Densus menganiaya tahanan teroris di Ambon. Pemeriksaan dilakukan sebab Polisi Federal Australia mengucurkan bantuan dalam jumlah besar.
Hal yang tak kalah penting lainnya adalah upaya menyelesaikan persoalan penuntasan terorisme oleh Polri dan TNI. Burhanudin mengkhawatirkan timbul kecemburuan di tubuh TNI. ”Jangan sampai terorisme dianggap bisa jadi proyek,” imbuhnya. (rep/arrahmah.com)