JAKARTA (Arrahmah.com) – Menkominfo merupakan salah satu yang diisukaan akan direshuffle oleh Presiden SBY. Kalangan pelaku teknologi menilai Tifatul memang kurang berprestasi. Benarkah?
Ungkapan kekecewan atas kinerja Tifatul Sembiring itu muncul dari blogger senior Wicaksono. Ia menilai kinerja Tifatul Sembiring sebagai Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) masih kurang. “Raportnya masih banyak yang merah,” katanya saat dihubungi INILAH.COM, kemarin.
Wicaksono menilai kelebihan Tifatul Sembiring terletak pada akun Twitter-nya di mana menteri sebelumnya tidak punya. Menurutnya, usaha Tifatul untuk menggunakan Twitter perlu dihargai, karena mau berusaha untuk berkomunikasi dengan publik. “Sayangnya, kebijakan-kebijakan Tifatul masih banyak yang belum jelas,” tambah Wicaksono.
Ia menilai masih banyak kinerja dari Kementrian Kominfo yang patut dipertanyakan. Salah satunya adalah ngototnya Kominfo melakukan pemblokiran pornografi. “Apakah kerja mereka hanya untuk mengurusi pornografi saja?” kata blogger senior tersebut.
Menurutnya banyak yang merasa kinerja Kominfo saat ini hanya terfokus pada masalah pemblokiran pornografi dan melupakan masalah lain yang jauh lebih penting dan mendasar lainnya.
Ia mempertanyakan langkah yang dilakukan Kominfo menumbuhkan industri telekomunikasi lokal dan memaksimalkan penetrasi internet. “Mungkin benar jika ada anggapan bahwa Tifatul tidak kompeten. Tifatul mungkin merasa sudah bekerja sesuai program, namun rakyat menilai lain,” ujarnya.
Senada dengan Wicaksono, pengamat Telekomunikasi Budi Raharjo menilai Tifatul Sembiring tidak istimewa. “Jika ditanya apa kelebihan Tifatul, maka saya akan menjawab tidak ada yang istimewa,” katanya.
Budi menilai memang ada program-program positif dari Kementerian Kominfo. Namun yang benar-benar bisa dirasakan sampai saat ini belum ada. Kelemahan Tifatul menurut Budi adalah kurangnya mendengarkan aspirasi dari rakyat yang notabene bisa sangat membangun.
“Sampai saat ini, Tifatul bisa dibilang belum memiliki prestasi,” tandas pengamat telekomunikasi itu. Ia menilai Tifatul sejauh ini sekadar meneruskan program yang sudah ada saja. “Mending diganti saja dengan yang lebih berkompeten,” cetus Budi.
Anggota Komisi I DPR, Roy Suryo mengatakan saat evaluasi kinerja ia belum mendengar adanya pembicaraan mengenai reshuffle. Namun, Roy tidak memungkiri kabar reshuffle tersebut sudah berhembus kencang di luar.
“Kabar tersebut memang santer terdengar dari luar tapi memang belum ada pernyataan langsung dari presiden,” katanya.
Namun Roy juga memberikan beberapa catatan untuk Tifatul. Ia menilai Tifatul perlu mengoptimalkan kementerian yang ia pimpin. Roy menilai ada beberapa program Kementerian Kominfo yang belum berjalan dengan semestinya dan belum optimal.
Namun menyangkut pemblokiran pornografi Roy menilainya sebagai prestasi meskipun program tersebut masih dirasa tidak dilakukan dengan full-power hanya sebatas himbauan. “Pak Tifatul perlu diberi acungan jempol, karena dia bisa tampil menggebrak memerangi pornografi.” (inilah/arrahmah.com)