MAUNGDAW (Arrahmah.com) – Pelapor Khusus PBB dari Kantor Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia (OHCHR) Tomas Ojea Quintana mengunjungi Myanmar (Burma) sejak Senin (30/7/2012) untuk beberapa hari. Quintana bersama dengan para anggota lainnya mengunjungi kota Maungdaw, Arakan pada Selasa (31/7) sekitar pukul 13:30 dengan tiga helikopter, berdasarkan laporan seorang warga dari Maungdaw.
Salah satu dari tiga helikopter mendarat di desa Nyaungchang dan dua lainnya di desa Aley Than Kyaw untuk meninjau situasi dari peristiwa yang baru terjadi antara warga Muslim Rohingya dan Buddhis Rakhine, dikawal oleh otoritas setempat. Kemudian helikopter ini juga mendarat di kota Maungdaw.
Saat ini, belum ada komentar atau laporan rinci yang dilaporkan utusan PBB itu, namun ada laporan dari Kaladan Press, berdasarkan sumber di Maungdaw, tentang situasi lebih jauh yang terjadi saat kunjungan Quintana dan kawan-kawan ke Maungdaw.
Setelah helikopter utusan PBB itu mendarat di kota Maungdaw, beberapa wakil internasional itu mendatangi rumah salah seorang rumah warga Rohingya kemudian otoritas ‘keamanan’ setempat mengatakan kepada warga Rohingya siapa yang ingin berbicara kepada para wakil PBB itu. Namun ketika mereka datang untuk bertemu tim Quintana, mereka dihalang-halangi oleh polisi. Menurut seorang tetua suku Maungdaw, dua warga Rohingya nekad berbicara kepada wakil internasional itu untuk memberitahu mereka fakta peristiwa yang terjadi, namun kemudian kedua Muslim itu menghadapi masalah dari otoritas ‘keamanan’.
Warga Muslim di Maungdaw juga mengkhawatirkan upaya pemalsuan otoritas Burma akan kondisi sebenarnya Muslim Rohingya. Mereka khawatir otoritas akan merancang tempat yang layak dan mengambil gambar untuk menunjukkan kepada utusan PBB bahwa warga Rohingya hidup di tempat yang aman.
“Banyak orang yang hidup di tempat terbuka tanpa ada pelindung tetapi terkadang mereka dibawa ke tempat yang dirancang dan difoto untuk menunjukkan bahwa mereka berada di tempat yang aman,” kata seorang warga Rohingya di Maungdaw, dikutip Kaladan Press.
Bagaimanapun, setidaknya foto-foto ini, yang dipublikasikan oleh Rohingya Community, menunjukkan salah satu kamp pengungsian Muslim Rohingya di Maungdaw. Melihat banyaknya para pengungsi di sana, seharusnya menjadi salah satu bukti kuat bahwa benar-benar terjadi pembakaran terhadap rumah-rumah Muslim Rohingya. Sebab, tidak mungkin mereka mengungsi jika rumah mereka masih ada.
Sayangya, dalam kunjungan yang terlihat di foto-foto ini, menujukkan yang nampak diajak bicara untuk menjelaskan situasi kepada para wakil PBB adalah otoritas ‘keamanan’ bukan warga Rohingya, nampak juga warga Muslim Rohingya dijaga ketat oleh polisi dan tentara bersenjata. (siraaj/arrahmah.com)