GENEWA (Arrahmah.com) – Kofi Annan memutuskan untuk keluar alias mundur dari misinya sebagai utusan khusus PBB-Liga Arab untuk Suriah, mengklaim karena kekurangan dukungan dan meningkatnya kerusuhan militer di Suriah.
“Saya tidak menerima semua dukungan yang menghargai,” kata Annan dalam sebuah pers rilis di Genewa pada hari Kamis (2/8/2012).
Mengetahui itu, Sekjen PBB Ban Ki-moon menunjukkan rasa ‘penyelasan’ atas langkah Annan mengundurkan diri dan mengucapkan terimakasih atas keputusan itu dan usaha ‘berani’ yang telah Annan lakukan sebagai utusan khusus di Suriah.
“Kofi Annan berhak mendapat kebanggaan kami yang sangat besar karena tanpa pamrih ia telah melakukan kemampuan yang hebat dan prestise untuk tugas yang paling sulit dan berpotensi tak dihargai,” kata Ban.
Statemen itu menambahkan bahwa Annan tidak berencana untuk memperbarui mandatnya setelah habis masa tugasnya pada 31 Agustus mendatang.
Selain Ban, duta Rusia untuk PBB Vitaly Churkin juga menyatakan rasa ‘penyesalannya’ atas keputusan Annan untuk mundur.
“Kami mengerti ini adalah keputusannya. Kami menyesal ia memilih melakukan ini. Kami telah sangat mendukung upaya-upaya Kofi Annan,” kata Churkin kepada wartawan di markas PBB di kota New York, dikutip Presstv.
Menlu Suriah juga menunjukan ungkapan ‘penyesalan’ atas pengunduran diri mantan ketua PBB ini, menekankan komitmen Suriah pada rencana ‘perdamaian’ enam poin yang dinegosiasikan oleh PBB-Liga Arab.
Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin mendiskusikan situasi di Suriah bersama Perdana Menteri Inggris David Cameron pada saat pertemuan di London pada hari Kamis (2/8). (siraaj/arrahmah.com)