MEDAN (Arrahmah.com) – Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan, Dr Rajab Lubis, MPd mengatakan Pekan Diskusi Ramadan (PDR) yang digelar SMA Negeri 1 Medan berperan menciptakan karakter positif siswa. Pasalnya, sehabis mengikuti kegiatan PDR atau seperti Pesantren Kilat Ramadan (PKR) siswa diminta sudah memiliki karakter positif.
“Kita minta sehabis mengikuti PDR ada perubahan positif terhadap diri siswa. Antara lain siswa harus membiasakan mengucapkan salam jika bertemu dengan teman dan guru, mengucapkan salam dan berpamitan dengan mencium tangan kedua orangtua,” kata Rajab Lubis saat membuka PDR ke 29 SMA Negeri 1 di Aula SMA Negeri 1 Medan, Jalan T Cik Ditiro Medan, Senin (23/7).
Kegiatan ini dihadiri Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMA Negeri 1 Medan, Dra Hj Safrimi, MPd, mantan Kepala SMA Negeri 1 Medan,Dra Hj Rebbekka Girsang.
Rajab menjelaskan, perubahan karakter siswa sehabis mengikuti PDR sangat didambakan orangtua. Makanya, siswa yang mengikuti PDR diminta untuk membiasakan mengucapkan kata-kata formal ketika berangkat sekolah sehingga orangtua mendoakan agar semua ilmu yang diberikan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh siswa.
Selain itu, dia juga berpesan agar siswa mampu menjaga diri untuk tidak terlibat dalam kegiatan negatif dan tidak bermanfaat seperti berasmara subuh atau ikut terlibat genk motor. “Saya minta tidak ada satupun anak-anak dari SMA Negeri 1 Medan yang terlibat genk motor atau berasmara subuh. Untuk itu, sekolah dan orangtua harus bekerjasama untuk saling mengawasi anak-anaknya,”ucap mantan Kepala Litbang Unimed ini.
Sebelumnya, Plt Kepala SMA N 1 Medan, Dra Hj Safrimi, MPd mengatakan PDR yang digelar harus mampu meningkatkan iman dan taqwa siswa dan hasilnya dari PDR harus bisa diaplikasikan dalam kehidupan di masyarakat maupun di sekolah. Dia juga minta agar dalam PDR dihilangkan kesan penekanan tapi lebih kepada bagaimana menumbuhkembangkan pemahaman spritual.
Turut memberikan sambutan Ketua OSIS, SMA N 1 Medan, Azmi danKetua Panitia PDR ke 29 SMA N 1 Medan, Faisal Hadi.
Di sela- sela acara, Afrian Effendi, Amd, sebagai koordinator Tim Instruktur, yang juga Sekretaris Jendral Liga Muslim Indonesia (LMI) Sumut menjelaskan bahwa ” Konsep PKR yang kita bangun adalah konsep “Fun” (menyenangkan). Sehingga tidak akan ada di dalamnya hal-hal yang berbau kekerasan psikis apalagi Fisik.
Dia menambahkan “hampir tak ada efektifnya kita membuat peserta seolah-olah tertekan dalam acara ini. Yg kita harapkan adalah bagaimana siswa merasa bahwa Belajar islam itu menyenangkan dan asyik, bukan menyeramkan dan terkesan horor. Ditambahkan juga, bahwa materi-materi yang akan disampaikan juga merupakan materi-materi ringan yang mudah di pahami oleh siswa”. (bilal/arrahmah.com)