MULTAN (Arrahmah.com) – Seorang ayah empat anak yang menjadi pengangguran dan kehilangan rumahnya akibat banjir yang menghancurkan Pakistan, tewas pada Senin (20/9/2010) setelah membakar diri didepan rumah Perdana Menteri Pakistan.
Muhammad Akram (30), menyiram tubuhnya dengan bensin dan membakar diri setelah ditolak masuk ke kediaman pribadi Yousuf Raza Gilani di pusat kota Multan pada akhir minggu lalu (19/9).
“Kami mencoba menyelamatkan nyawanya tetapi ia tidak bisa bertahan karena kondisinya sangat serius,” ujar dokter Zafar Niazi di rumah sakit utama Multan seperti yang dilansir AFP.
Polisi dan kerabat mengatakan bahwa Akram kehilangan rumahnya pada bulan lalu dan keluarganya tinggal di tempat terbuka tanpa tenda.
Akram memiliki empat anak, seorang istri dan dua orang tua di desa Jeewan Wala, sekitar 150 Km dari Multan dan kehilangan pekerjaannya sejak Mei lalu sebagai penjaga pabrik.
Akram yang frustasi karena tidak juga mendapat pekerjaan dan tempat tinggal memutuskan untuk mendatangi Gilani untuk meminta rekomendasi pekerjaan. Penjaga Gilani menolaknya dan menyuruh Akram untuk kembali pulang, lalu ia membakar diri diluar rumah Gilani.
Perdana Menteri tersebut tidak mau berkomentar mengenai peristiwa ini.
Musibah banjir Pakistan kali ini adalah yang terburuk sepanjang sejarah Pakistan yang mempengaruhi hidup lebih dari 21 juta orang dan mengakibatkan 10 juta orang kehilangan tempat tinggal. Lebih dari 8 juta orang bergantung kepada bantuan hanya untuk bertahan hidup. (haninmazaya/arrahmah.com)