AFGHANISTAN (Arrahmah.com) – Lt. Jn. William Caldwell, seorang komandan Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) sedang berada dibawah tekanan yang meningkat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang upaya nyata menutup-nutupi kekejaman dan penipuan di ‘Rumah Sakit’ Militer Nasional Dawood di Afghanistan.
Sebagaimana laporan Anti War, menurut seorang pensiunan kolonel AS Gerald Carozza, mantan penasehat, mengatakan bahwa Caldwell telah melakukan upaya penundaan penyelidikan hingga pemilihan presiden (pilpres) AS 2010, dan kemudian setelah pilpres itu berlangsung, dia menekan para bawahannya untuk menunda seluruh penyelidikan terkait kriminalitas di ‘rumah sakit bantuan’ AS tersebut.
‘Rumah sakit’ Dawood adalah salah satu rumah sakit militer top di Afghanistan, yang kebanjiran dana dari AS, yang katanya membantu rakyat Afghan dan tentara Afghan yang terluka akibat perang. Namun fakta di lapangan menunjukkan terjadinya kekejaman terhadap para pasien, banyak yang terluka ringan tidak mendapatkan perawatan semestinya hingga nyawa mereka tak bisa bertahan dan para perawat menuntut uang suap dari para pasien jika ingin mendapatkan makanan, oleh karena itu banyak pasien yang menderita kelaparan hingga meninggal. Masalah ini telah diperingatkan sejak awal 2006, namun penyelidikan menyeluruh belum dilakukan.
Setidaknya 180 juta USD telah dikucurkan oleh pemerintah AS untuk rumah sakit tersebut selama 9 tahun, berdasarkan laporan para penyelidik Kongres.
Caldwell berusaha untuk mengelak dari penyelidikan kekejaman dan penyalahgunaan di rumah sakit itu, pada saat masyarakat Afghan dan dunia perlu mencari tahu tentang masalah serius itu, dia mengatkaan bahwa “kami tidak bisa ‘memecahkan’ masalah ini untuk mereka.”
Pensiunan kolonel AS lainnya, Mark Fassl mengatakan bahwa dia yakin bahwa Caldwell berada dibawah tekanan politik untuk tidak membiarkan penyelidikan resmi dilakukan. (siraaj/arrahmah.com)