AMMAN (Arrahmah.com) – Raja Yordania memperingatkan pada Rabu (18/7/2012)bahwa tetangganya Suriah berada di ambang perang sipil habis-habisan dan bahwa dalam skenario terburuk senjata kimia bisa jatuh ke tangan Al-Qaeda.
Raja Abdullah II mengatakan kepada CNN serangan bom yang menewaskan anggota inti dari rezim Suriah adalah “pukulan yang luar biasa” bagi Presiden Bashar al-Assad tetapi belum menjadi lonceng kematian bagi rezim yang tetap bertekad untuk tetap memegang kekuasaan.
“Dengan kata lain, saya pikir skenario terburuk bagi kita semua di wilayah ini adalah ketika Anda menemukan perang saudara yang habis-habisan,” katanya.
Sebelumnya, serangan bom di Damaskus membunuh para pejabat kunci Suriah, termasuk Menteri Pertahanan Daoud Rajha, saudara ipar Assad Assef Shawkat, dan Jenderal Hassan Turkmani, kepala penjara rezim.
“Jelas ini menunjukkan beberapa celah dalam sistem, tapi sekali lagi, saya tidak berpikir kita harus melompat ke kesimpulan untuk membubarkan rezim dalam waktu dekat,” kata Abdullah.
“Saya kira karena kami terus mengejar pilihan politik,” katanya.
Abdullah menentang aksi militer internasional di Suriah, namun ia mengatakan bahwa jika Assad membuat “kesalahan perhitungan yang luar biasa” untuk mengubah senjata kimia terhadap penduduknya sendiri, mungkin tindakan militer tersebut bisa menjadi jawaban.
Amerika Serikat juga menyatakan keprihatinan tentang persediaan senjata kimia Suriah. AS memperingatkan bahwa setiap pejabat yang terlibat dalam penggunaan senjata jenis tersebut akan menghadapi konsekuensi, dan menambahkan mereka telah melihat ada tanda-tanda rezim kehilangan kontrol atas hal tersebut. (althaf/arrahmah.com)