BOGOR (Arrahmah.com) – Ulama Bogor, Jawa Barat, meminta aksi perobekan al-Quran yang dimotori enam aktivis di depan Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, disikapi dengan doa.
“Perbuatan tersebut tidak akan dilakukan oleh orang yang beragama. Karena agama mengajarkan pemeluknya untuk menghargai keyakinan maupun kitab suci agama lain,” kata Pengasuh Pesantren al-Quran, Darul Kholidin, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Kiai Haji Musyaffa Suhaemi, di Bogor, Ahad (12/9/2010).
KH Musyaffa Suhaemi mengemukakan perobekan al-Quran di AS merupakan perbuatan yang sangat tidak terpuji. Perbuatan tersebut sangat mengganggu semangat kerukunan antarumat beragama dan kedamaian di dunia.
KH Musyaffa juga berpendapat perbuatan tersebut hanya melukai hati umat Islam, namun demikian umat Islam tidak akan terprovokasi.
“Umat Islam harus menyikapi masalah tersebut dengan kepala dingin. Kalaupun kita melakukan penolakan atau protes, kita lakukan dengan cara-cara yang berakhlak sesuai dengan semangat ajaran al-Quran,” katanya.
Musyaffa Suhaemi mengemukakan, sejarah perjuangan Rasulullah SAW patut direnungi oleh umat Islam. Dalam sejarahnya, Rasulullah menghadapi tantangan yang maha dahsyat dalam menyebarkan ajaran Islam, bahkan Rasulullah sering menghadapi ancaman fisik.
Kisah perobekan Alquran, menurut Musyaffa, pernah terjadi pada zaman Rasulullah. Selain itu, Rasulullah pun sering berkirim surat ke raja-raja di belahan dunia yang saat itu sedang bertahta, namun suratnya sering dirobek.
“Rasulullah menyikapi secara tenang, bahkan Rasulullah mendoakan agar pelakunya diberikan hidayat oleh Allah SWT atau diberikan balasan yang setimpal,” katanya.
Ia menambahkan al-Quran tidak akan mengalami penurunan nilai hanya karena dilecehkan atau dirobek, karena al-Quran diturunkan ke muka bumi dengan jaminan dijaga secara langsung oleh Allah SWT. (hdytlh/arrahmah.com)