YERUSALEM (Arrahmah.com) – Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, akan bertemu dengan menlu AS, Hillary Clinton, pada hari Jumat mendatang di Paris, negosiator Palestina, Saeb Erakat, menyatakan pada AFP hari Rabu (4/7/2012).
“Presiden Abbas akan mengunjungi Perancis pada hari Kamis dan mengadakan pertemuan penting dengan para pejabat Eropa dan AS, termasuk Presiden Prancis Francois Hollande dan Menlu AS Hillary Clinton, pada hari Jumat,” kata Erakat.
“Pertemuan dengan Clinton dan Hollande akan fokus pada pembebasan tahanan Palestina, khususnya mereka yang ditangkap sebelum kesepakatan Oslo, penghentian pembangunan pemukiman dan tekanan pada Israel agar menerima prinsip solusi dua negara berdasarkan perbatasan tahun 1967,” Erakat mengatakan.
Abbas juga akan bertemu Menteri Luar Negeri Inggris William Hague dan kepala urusan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton, tambahnya.
Pertemuan akan berlangsung di sela-sela Pertemuan “Sahabat Suriah”, dimana Prancis menjadi tuan rumah pada hari Jumat dalam upaya untuk mengkoordinasikan upaya-upaya Barat dan Arab untuk menghentikan kekerasan di negara Suriah.
Abbas bertemu Hollande bulan lalu untuk pertama kalinya sejak ia menjadi pemenang dalam pemilihan presiden Prancis bulan Mei lalu.
Pertemuan tersebut saat pembicaraan damai antara Israel dan Palestina tersendat sejak pada akhir September 2010 karena masalah pembangunan pemukiman.
Pemerintah Palestina mengatakan mereka tidak akan kembali untuk bernegosiasi membekukan pembangunan permukiman baru Israel di Tepi Barat dan Jerusalem timur.
Mereka juga ingin Israel untuk menerima garis yang ada sebelum Perang Enam Hari 1967 sebagai dasar untuk negosiasi mengenai perbatasan di masa depan, dan mereka berusaha membebaskan 123 warga Palestina yang ditahan oleh Israel sebelum Kesepakatan Oslo tahun 1993.
Abbas mengatakan Israel sebelumnya setuju untuk melepaskan para tahanan tetapi belum memenuhi komitmennya.
Bulan lalu, ia mengatakan ia akan bersedia untuk duduk bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu jika para tahanan dibebaskan “untuk melakukan dialog, tetapi hal itu tidak berarti perundingan.” (althaf/arrahmah.com)