KABUL (Arrahmah.com) – Ratusan muslim Afghanistan melakukan unjuk rasa dan meneriakkan “Matilah Amerika” di luar sebuah masjid di ibukota Afghanistan pada hari Senin (6/9/2010) untuk memprotes rencana salah satu gereja di Amerika untuk membakar Al Quran bersamaan dengan peringatan serangan 11 September, Reuters melaporkan.
Para pengunjuk rasa, yang sebagian besar merupakan pelajar, berkumpul di luar masjid Milad ul-Nabi di Kabul untuk mengutuk rencana Dove World Outreach Center untuk membakar Al Quran untuk memperingati tahun kesembilan pasca serangan mematikan terhadap gedung kembar WTC, Amerika Serikat.
“Kami meminta Amerika untuk menghentikan penodaan Al Quran,” kata salah seorang mahasiswa bernama Wahidullah Nori. Dia mengatakan aksi protes untuk mengutuk kelakuan gereja akan berlangsung setiap hari.
Kedutaan Besar AS di Kabul mengatakan, “Pemerintah Amerika Serikat sama sekali tidak membenarkan tindakan yang tidak menghormati agama Islam semacam itu, dan sangat prihatin tentang upaya yang disengaja untuk menyinggung kelompok agama atau etnis tertentu.”
“Amerika dari semua latar belakang agama dan etnis manapun menolak inisiatif serangan oleh kelompok kecil di Florida,” lanjut pernyataan dari kedubes AS di Kabul
“Warga Amerika dari semua latar belakang agama dan etnis manapun menolak serangan inisiatif dari kelompok kecil di Florida itu. Mayoritas warga Amerika memprotes pernyataan menyakitkan yang dibuat oleh organisasi ini,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Sebuah proposal untuk membangun Islamic Centre dan masjid dua blok dari gedung yang ditargetkan dalam serangan 11 September 2001, di New York ini telah menimbulkan polemik yang cukup pelik di Amerika Serikat.
Sejumlah pihak yang kontra dengan rencana pembangunan tersebut menyebutkan bahwa rencana ini tidak sensitif terhadap keluarga korban serangan 11 September.
Demonstrasi dan kerusuhan yang dipicu oleh penodaan Al Quran tidak jarang terjadi di Afghanistan. Protes paling keras datang setelah dimuatnya kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW dalam sebuah surat kabar Denmark pada tahun 2006.
Pada bulan Januari tahun ini, pasukan Afghanistan menembak mati delapan demonstran dan melukai 13 lainnya di provinsi Helmand selatan dalam kerusuhan yang dipicu oleh laporan bahwa pasukan asing telah menodai Alquran selama razia di rumah-rumah penduduk. Namun, seperti biasa, juru bicara NATO berkilah dan membantah laporan tersebut. (althaf/arrahmah.com)