WASHINGTON (Arrahmah.com) – Pentagon sedang menyelidiki sebuah rumah sakit militer yang yang didanai AS atas tuduhan adanya korupsi dan pelanggaran kemanusiaan terhadap pasien, seorang pejabat Departemen Pertahanan menyatakan, Rabu (20/6/2012).
David Sedney mengatakan kepada subkomite Dewan Perwakilan Rakyat bahwa “penyelidikan dan tindakan korektif” sedang dilakukan di Rumah Sakit Militer Nasional Dawood di Kabul.
“Hal-hal yang terjadi di rumah sakit ini seharusnya tidak terjadi dimana pun,” kata Sedney, deputi asisten menteri pertahanan untuk Afghanistan, Pakistan, dan Asia Tengah.
“Kami bekerja sama dengan Afghanistan untuk memperbaikinya.”
Anggota parlemen AS mulai mengajukan pertanyaan tentang kasus rumah sakit tahun lalu setelah mencuat kasus mengenai tentara Afghanistan yang sekarat karena ada kelalaian dan kasus kelaparan pasien dilaporkan oleh Wall Street Journal pada bulan September.
Pekan lalu, perwakilan Partai Republik, Jason Chaffetz, mengirimkan surat pada kepala Pentagon, Leon Panetta, tentang rumah sakit atas nama Komite Pengawasan Reformasi Pemerintah.
Chaffetz meminta Pentagon untuk menyelidiki apakah pejabat militer senior AS berusaha menutupi laporan pelanggaran di fasilitas tersebut pada tahun 2010.
Perwakilan Partai Republik, Mike Coffman, mengatakan pada Sedney bahwa $ 42 juta bantuan AS “hilang” di rumah sakit militer Kabul. Anggota parlemen itu mengatakan ia prihatin tentang uang para pembayar pajak AS yang telah dihabiskan di fasilitas itu dan untuk melatih pasukan keamanan Afghanistan.
“Polisi Afghanistan dan tentara Afghanistan sekarat di rumah sakit karena kekurangan gizi, dan karena kurangnya perawatan medis, bahkan pihak keluarga tidak bisa datang kecuali mereka memberikan uang suap,” kata Coffman.
Coffman mempertanyakan apakah dugaan korupsi di rumah sakit berdampak bagi strategi AS dalam mempersiapkan pasukan Afghanistan mengambil alih kendali perang melawan Taliban. Ia pun mempertanyakan kemampuan Afghanistan ketika mereka membiarkan korupsi terus terjadi.
Sedney menjawab bahwa “korupsi telah menjadi bagian dari struktur kehidupan” di Afghanistan. (althaf/arrahmah.com)