SOLO (Arrahmah.com) – Densus 88 mengklaim telah menyita aset sebuah kelompok yang mereka tuding sebagai terorisme di Medan senilai Rp 8 miliar yang digalang via intenet. Penyitaan tersebut berasal dari pengembangan informasi dari penangkapan lima orang terduga pelaku terorisme oleh Densus 88. Dari kelima orang tersebut, seorang di antaranya seorang perempuan ahli IT.
“Ada lima orang yang kami tangkap. Dua orang adalah ahli IT yang kami tangkap di Bandung. Ahli IT tersebut seorang bernama Cahya, sedangkan seorang lagi seorang perempuan. Yang perempuan ini juga sangat ahli di bidang IT,” kata Direktur Penindakan BNPT, Brigjen (Pol) Petrus R Golose, kepada wartawan di sela rakor BNPT di Markas Kopassus Kandangmenjangan, Kartasura, Sukoharjo, Kamis (21/6/2012) dikutip detik.com.
Dari pengakuan mereka, menurut Petrus, diketahui saat ini pusat kegiatan dan pelatihan terorisme telah dipindahkan dari Solo ke Jawa Timur, NTB dan Sulawesi. Untuk bidang pencarian dana dipusatkan ke Sumatera Utara. “Sedangkan medan operasinya ditentukan di Bali, tetapi telah bisa kita gagalkan beberapa waktu lalu itu,” kata Petrus.
Seperti diberitakan sebelumnya, aset yang disita di Medan berupa empat rumah, satu ruko, beberapa mobil dan motor, serta dana segar. Total semua aset mencapai hampir Rp 8 miliar yang seluruhnya digalang melalui media cyber. Keberadaan aset tersebut diketahui dari pengembangan informasi yang diperoleh aparat dari penangkapan lima orang yang mereka sebut sebagai terduga pelaku tindak pidana terorisme. (bilal/arrahmah.com)