MOSKOW (Arrahmah.com) – Rusia tidak akan menentang kepergian Presiden Suriah, Bashar al Assad jika keputusan itu berasal dari rakyat Suriah sendiri tanpa intervensi dari luar, Menlu Rusia, Sergei Lavrov, menyatakan pada hari Sabtu (9/6/2012).
Lavrov berbicara sehari setelah para wakilnya mengadakan konsultasi dengan utusan khusus AS, Fren Hof, di Moskow untuk mendesak transisi politik di Suriah, dimana Assad diharapkan untuk segera meninggalkan kekuasaan.
“Jika rakyat Suriah sepakat (dengan kepergian Assad), kami tentu akan dengan senang hati mendukung solusi tersebut,” ujar Lavrov pada reporter. “Tapi kami yakin betul jika persyaratan untuk melakukan dialog semacam itu berasal dari asing, maka kami tidak akan bisa menerimanya.”
Demi mempertahankan pijakannya di Timur Tengah dan menghentikan usaha pemerintah Barat untuk memperoleh kekuasaan, Rusia telah menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB dan sejumlah lembaga internasional lainnya untuk melindungi Assad dari hukuman dan sanksi.
Moskow menegaskan tidak boleh ada “prasyarat” dalam setiap diskusi tentang masa depan Suriah, termasuk keberangkatan Assad.
Lavrov mengutip transisi kekuasaan di Yaman, di mana Presiden Ali Abdullah Saleh akhirnya didorong keluar, mengatakan bahwa ini merupakan hasil dari proses internal tanpa syarat apapun yang ditetapkan oleh pihak eksternal.
Lavrov menegaskan kembali seruannya untuk sebuah konferensi internasional dalam rangka mendukung rencana gagal utusan Kofi Annan dan berkata “tidak ada penolakan langsung” dari inisiatif ini yang diperlihatkan Amerika Serikat selama pembicaraan Moskow, meskipun Rusia merekomendasikan bahwa Iran akan ambil bagian. (althaf/arrahmah.com)