ABYAN (Arrahmah.com) – Seorang komandan terkemuka Al Qaeda Semenanjung Arab (AQAP) mengungkap dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Al sharq bahwa organisasinya berhasil menyusup ke dalam pasukan Garda Republik dan terus menanam sel-sel di dalam unit tentara dengan kerja sama dari kepemimpinan militer pembangkang tentara Yaman.
Dia mengatakan bahwa operasi di Seventy Square yang dilancarkan oleh seorang pencari kesyahidan dari Divisi Lapis Baja 1, memberitahukan bahwa sel Al Qaeda telah hadir di Garda Republik dan siap menyerang di waktu yang tepat.
Dia melanjutkan bahwa AQAP “akan melakukan operasi yang lebih kuat dari operasi Sana’a jika tekanan kepada Mujahidin di Abyan berlanjut”, mengingatkan bahwa goncangan dari operasi Sana’a itu sangat besar pada rezim Yaman “namun kami menjanjikan kepada mereka yang lebih besar dari itu,” ungkapnya.
“Jika mereka mengeluarkan kami dari Abyan, mereka tidak akan mampu mengamankan Sana’a, Aden dan Hadramaut dan mereka akan tahu bagaimana kebenaran ancaman kami dan operasi Sana’a hanyalah sebuah pesan.” Dan ia menyatakan kepada surat kabar tersebut bahwa Menteri Pertahanan rezim Yaman, Mayor Jenderal Mohammed Nassir Ahmed, merupakan salah satu orang yang masuk dalam daftar AQAP.
Ia menjelaskan dalam wawancaranya, “rezim Sana’a mengumpulkan delapan brigade militer untuk memerangi AQAP di Abyan, namun jika kita bagikan ke banyak provinsi dalam hal ini keluar dari Abyan, maka akan ada berapa banyak brigade lagi yang harus berhadapan dengan sel-sel organisasi? Ini juga akan membutuhkan satu lagi delapan brigade di Azzan dan sama hal nya dengan Hadramaut, juga di Aden, Lahj dan al-Hudaydah, tentara
Yaman tidak akan mampu mengejar AQAP dan Abd Rabbuh Masour Hadi perlu mencari dukungan tentara Amerika dan NATO untuk membantunya mengejar sel-sel Al Qaeda”.
Komandan AQAP menambahkan bahwa unsur-unsur Al Qaeda hidup normal dan telah membangun keluarga dan hubungan sosial dengan suku-suku di mana mereka tinggal bersama, sedangkan tentara berada dalam keadaan ketakutan di padang pasir dan pegunungan, dan gaji mereka dijarah oleh kepemimpinan mereka dan makanan mereka tidak cukup, dan dia berkata “Lihatlah tentara yang ditawan oleh Mujahidin dan berada di Jaar, setelah pertempuran Dofas, dan lihatlah ketika mereka dibebaskan, dan Anda akan tahu bagaimana kehidupan mereka di kamp-kamp militer.”
Sang komandan menilai bahwa Hadi dan pasukannya tidak siap sementara Mujahidin lebih siap, ia menegaskan bahwa serangan Amerika yang menargetkan para pemimpin organisasinya tidak mempengaruhi struktur dan kekuatan Mujahidin. (haninmazaya/arrahmah.com)