(Arrahmah.com) – Jangan tanyakan aku tentang hidupku, ia adalah sebuah rahsia kehidupan, ia adalah anugerah.. ia adalah ujian, ia adalah dunia yang penuh dengan cita-cita, aku telah menjualnya kepada Allah (Kutipan Nasyhid Mujahid: La Tas Aluni)
Mungkin sebait sya’ir tersebut mewakili ungkapan hati Haitham Hamid Hussein Mifrih (rahimahullah) yang telah menjual hidupnya di jalan Allah. Mencari kesyahidan dengan jalan yang ia mampu. Haitham Hamid Hussein Mifrih adalah nama yang disebut oleh Mujahidin Ansar Al-Shariah ketika mengkonfirmasi pelaku bom isytisyhadiyah di Sabi’in Square pada Senin (21/5/2012) yang telah menewaskan lebih dari seratus tentara boneka Yaman dan lebih dari 200 lainnya luka-luka. Foto Hussein Mifrih ini diambil dari Forum Ansar Al-Mujahidin yang diposting oleh salah seorang Mujahid.
Sebenarnya, menurut pernyataan resmi Al-Qaeda di Jazirah Arab (AQAP), target utama operasi tersebut adalah Menteri Pertahanan dan para pemimpin perang dari Amerika yang sedang melawan Mujahidin di Abyan. Namun, atas kehendak Allah, yang tewas hanyalah para tentara boneka, sedang para pemimpin mereka masih selamat.
Meski demikian, bukan berarti operasi Mujahidin itu salah sasaran. Karena bagaimanapun, para tentara dari jajaran ‘Keamanan Nasional Pusat’ adalah termasuk orang-orang yang ikut andil dalam menyerang para demonstran Muslim pada saat revolusi Yaman tahun lalu serta menyiksa para tahanan Muslim di penjara-penjara pusat di Yaman, terutama mereka yang dituduh terkait dengan Mujahidin.
Terkait profil pelaku pencari kesyahidan ini belum dapat dipaparkan secara lengkap. Ansar Al-Shariah mengatakan ia adalah seorang prajurit dalam militer Yaman, yang kemudian mencari kesyahidan. Abdur Razaq al-Jamal, wartawan harian Al-Quds Al-Arabi mengatakan bahwa Hussein Mifrih adalah anggota Brigade Lapis Baja pertama.
Dalam sebuah pernyataan resmi terkait operasi syahid tersebut, AQAP mengatakan “Allah menganugerahkan kesuksesan kepada salah satu Mujahidin yang melakukan operasi syahid pada hari Senin 30 Jumadil Akhir 1433 H (21/5/2012) yang menargetkan Menteri Pertahanan dan para pemimpin perang Amerika melawan orang-orang kami di Abyan.” Namun tidak menjelaskan profil seorang Hussein Mifrih.
Operasi syahid yang dilakukan oleh Hussein Mifrih adalah bukti bahwa bukanlah jumlah yang banyak yang dapat mengalahkan musuh, melainkan ketakwaan kepada Allah yang tertancap kuat di dalam hati sehingga datanglah pertolongan Allah, karena Allah sendiri telah berfirman: “Mereka yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, “Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah”. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (2: 249)
Al-Jamal sebagai wartawan yang sering meliput peristiwa di Yaman, terutama kegiatan Mujahidin AQAP dan yang berhubungan dengan mereka menyatakan kalimat yang menggemparkan Yaman secara khusus dan dunia internasional secara umum terkait operasi syahid tersebut.
“Jika pemerintah Yaman dengan persenjataannya hendak memerangi Al-Qaeda, lalu Pemerintah mengumumkan kepada seluruh kesatuan tentara dan keamanannya bahwa Pemerintah membutuhkan 50 orang untuk melakukan serangan berani mati seperti yang dilakukan oleh anggota Al-Qaeda itu; mungkinkah Pemerintah akan mendapatkan jumlah 50 orang tersebut, atau berapakah jumlah yang mungkin didapatkan oleh Pemerintah? Saya sendiri memperkirakan Pemerintah tidak akan mendapatkan satu orang pun yang siap menjadi pelaku,” Tulis Al-Jamal.
Satu orang yang sabar dapat mengalah ratusan musuh, dengan izin Allah. Maka hanya orang-orang yang sabar yang akan diberikan kemenangan.
…Jalan hidupku adalah Al-Qur’an, pedang, dan ujian
Allah telah memberkatinya dan para Nabi terdahulu telah melaluinya
Para syuhada’ telah menyirami jalan ini dengan darah mereka
maka jadilah ia taman indah yang dikelilingi cahaya…
(Kutipan Nasyhid Mujahid: La Tas Aluni)
Semoga Allah menerima amalan Mujahid Haitham Hamid Hussein Mifrih (rahimahullah) dan menjadikannya termasuk golongan orang-orang yang syahid di jalan Allah dan dimasukkan ke dalam JannahNya, Aamiin.
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bersenang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bersenang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.” (3: 169-171)
(siraaj/arrahmah.com)