JOHANNESBURG (Arrahmah.com) – Ramadhan di Afrika Selatan dilalui lebih dari 14 jam dengan temperatur di atas 30 derajat celcius. Meskipun demikian, umat Muslim di negeri paling selatan benua Afrika itu tidak kehilangan atmosfer bulan penuh rahmat.
Muslim Afrika tidak hanya memaknai Ramadhan sebagai perintah Allah untuk menahan lapar dan haus. Ramadhan juga dimaknai sebagai momentum untuk memperbaiki diri, emosi, mentalitas, moralitas, dan spiritualitas mereka. Ramadhan di Afrika tidak hanya membangun tradisi, tetapi juga sebagai pengalaman pendidikan luar biasa selama Ramadhan, yang meliputi pendidikan, sosial, dimensi ekonomi, dan spiritual.
Selain itu, seperti dikutip dari Islamonline.net, kehadiran bulan suci dapat menyatukan perbedaan ideologis di kalangan komunitas Islami. Jika biasanya setiap komunitas memegang teguh ideologi keislamannya, keramahan dan persaudaraan yang tinggi sebagai Muslim justru diwujudkan di bulan Ramadhan.
Seperti halnya di Indonesia, jika pada hari biasa masjid-masjid kosong, maka pada bulan Ramadhan, orang-orang selalu berdesak-desakan untuk memasuki masjid. Di rumah, perempuan melakukan shalat Tarawih sendiri. Bioskop dan teater sepi karena membaca Alquran menjadi salah satu pusat kegiatan di bulan Ramadhan. Pemakaman juga banyak dikunjungi pada bulan Ramadhan untuk mendoakan keluarga yang telah tiada.
Hidup dinamis Di Afrika Selatan, hingga kini terdapat sekitar 500 masjid dan 408 lembaga pendidikan Islam. Banyak di antara universitas menawarkan bahasa Arab dan Studi Islam sebagai bagian dari kurikulum akademik mereka. Hal itu menunjukkan bahwa perkembangan Islam cukup pesat di negara itu. Peran Muslim di sana pun tidak bisa dibilang sedikit. Orang-orang Muslim terlibat dalam setiap profesi dan lapangan kerja.
Biasanya, bulan suci Ramadhan dimanfaatkan dengan baik untuk memublikasikan dan menjelaskan agama dan budaya Islam. Terlebih khusus menyampaikan pesan Ramadhan, baik untuk Muslim maupun non-Muslim. Tujuannya, agar non-Muslim mempunyai pemahaman yang benar tentang Islam, tidak hanya sepenggal-sepenggal.
Salah satu cara menyebarkan pesan Ramadhan itu adalah dengan menggunakan media Islam.
Stasiun radio swasta menyiarkan shalat Tarawih di hampir setiap provinsi. Di antara radio yang aktif menyiarkan pesan Ramadhan, antara lain Radio Islam di Johannesburg, Radio 786 di Cape Town, dan Radio Al-Anshar di Durban.
Koran Islam juga memainkan peran penting dalam mendidik masyarakat Muslim dan non-Muslim tentang Ramadhan. Surat kabar terkemuka meliputi Al-Qalamn, Tampilan Muslim, Al-Ummah, dan Al-Miftah berperan dalam menyebarluaskan informasi tentang Islam.
Sejak awal Ramadhan, perempuan Afrika Selatan sudah antusias mempersiapkan hidangan lezat untuk makan bersama keluarga pada waktu iftar. Menu makanan, antara lain samosa, pie, kari, dan halim (sejenis kaldu) yang hadir pada hampir setiap meja makan keluarga. (rep/arrahmah.com)