(Arrahmah.com) – Departemen Luar Negeri AS tengah merancang badan internasional penanggulangan ‘terorisme’ di benua Afrika pada umumnya dan Tunisia pada khususnya, pasca tumbangnya sang diktator sekuler Zainal Abidin bin Ali.
Dalam waktu dekat, koordinator program kontra-terorisme Departemen Luar Negeri AS, Daniel Benjamin, dijadwalkan akan berkunjung secara resmi ke Tunisia. Benjamin akan mengadakan pertemuan intensif dengan Departemen Dalam Negeri, Departemen Kehakiman, dan Departemen Luar Negeri Tunisia membahas penanganan terorisme.
Deplu AS juga merencanakan pembangunan akademi hukum dan keamanan sipil di Tunisia sebagai bagian Forum Internasional Kontra-Terorisme pimpinan pemerintah Washington, demikian dilaporkan oleh stasiun TV Al-Arabiya, Kamis (24/5/2012). Forum Internasional Kontra-Terorisme diresmikan dalam sidang Majelis Umum PBB pada bulan September 2011 dan mencakup 30 negara pendiri.
Seperti diungkapkan oleh sejumlah sumber kepada media massa, Akademi di Tunisia tersebut akan menjadi akademi pertama di dunia yang menjadi alat pendukung bagi ‘masyarakat internasional’ dalam memerangi ‘terorisme’, dengan mengikut sertaan masyarakat sipil. Akademi tersebut juga akan menjadi pusat pelatihan internasional bagi para polisi, tentara, sipir penjara, hakim, jaksa dan wakil parlemen dari seluruh negara dunia.
Dalam acara dengar pendapat dengan Kongres AS pada 25 April 2012, Deputi Asisten Mentri Luar Negeri AS urusan Kerjasama dengan Afrika, Don Yamamoto menyatakan bahwa AS semakin perlu untuk meningkatkan kerjasama kontra terorisme dengan negara-negara Afrika Timur dan Afrika Barat.
Penjajah salibis AS telah mengadakan aliansi kerjasama dengan negara-negara Afrika Barat dan Afrika Timur untuk menghadapi kebangkitan mujahidin Islam yang memperjuangkan penegakan syariat. Aliansi AS menjalin kerjasama militer dan keamanan dengan negara-negara Afrika Barat yang tergabung dalam The Trans-Sahara Counterterrorism Partnership. Di Afrika Timur, AS juga menjalin alinasi militer dan keamanan dengan the Partnership for Regional East African Counterterrorism (PREACT).
Kekhawatiran AS, Barat dan rezim-rezim boneka sekuler di Afrika Timur dan Afrika Barat terhadap kekuatan mujahidin Islam semakin meningkat. Hal itu dipicu oleh kemenangan dan kemajuan pesat yang diraih oleh kelompok-kelompok jihad pejuang syariat Islam di benua Afrika. Kelompok Ash-Shabab Somalia, Al-Qaeda in Islamic Maghrib (AQIM), Boko Haram Nigeria, Anshar Dien Mali, dan beberapa kelompok jihad lainnya telah merebut wilayah yang luas, menegakkan pemerintahan Islam, dan menerapkan syariat Islam.
(muhib almajdi/arrahmah.com)