TEL AVIV (Arrahmah.com) – Seorang mantan tentara Israel telah memicu kontroversi setelah ia memposting foto dirinya di Facebook dengan berpose bersama tahanan Palestina yang diikat dan ditutup matanya.
Sejumlah komentar pedas dari para pengguna salah satu situs jaringan sosial ini muncul menanggapi foto-foto Eden Abergil bersama dengan para tahanan Palestina, Al Jazeera melaporkan pada Senin (16/8/2010).
Gambar-gambar, yang diunggah ke sebuah folder berjudul “Angkatan Darat – waktu terbaik dalam hidup saya,” beserta komentar yang terkait ditemukan oleh sejumlah blogger di internet kemarin.
Pemerintah Palestina menyatakan bahwa foto-foto yang sudah dihapus pada Senin malam itu ditujukan untuk menghinakan martabat Palestina dan memperlihatkan gambaran mengenai penanganan dalam tahanan Israel. Namun pemerintah Israel menolak tuduhan tersebut dan mengklaim bahwa militernya tidak lagi mempekerjakan Abergil.
“Ini adalah perilaku tak tahu malu,” kata juru bicara militer Zionis. “Faktanya ia telah diberhentikan tahun lalu, dan semua rincian telah kami serahkan kepada para komandan untuk menindaklanjutinya.”
Jika memang benar Abergil telah diberhentikan dari militer Israel tahun lalu, itu artinya pemerintah Israel tidak punya kekuatan untuk mencegahnya mempublikasikan gambar-gambar tersebut di internet.
Tapi Ghassan Khatib, juru bicara Otoritas Palestina, mengatakan bahwa gambar itu menegaskan bagaimana perlakuan yang diberikan pada warga Palestina oleh pasukan Israel.
“Inilah gambaran kehidupan di bawah pendudukan,” lanjutnya.
“Semua hal dari penjajahan ini benar-benar menghinakan. Kami menyerukan kepada organisasi internasional, yang kami mulai dari PBB, agar bekerja keras untuk mengakhiri pendudukan, karena itu adalah sumber dari penghinaan yang tak pernah usai bagi Palestina.”
Sami Ershied, salah satu pengacara yang berbasis di Yerusalem, menyatakan bahwa gambar-gambar Abergil menunjukkan aktivitas yang melanggar hukum.
“Merupakan sebuah pelanggaran ketika mempublikasikan foto-foto yang memperlihatkan seorang tentara bersenang-senang dan melecehkan para tahanan.”
Ini bukan kali pertama militer Israel memperlihatkan materi penghinaan dan hal-hal yang dinilai memalukan Israel melalui internet. Pada bulan Maret, petugas terpaksa membatalkan serangan di Tepi Barat setelah salah seorang tentara Zionis mengumumkan rincian operasi, termasuk waktu dan tempat, melalui Facebook.
Awal tahun ini, militer Israel mendirikan sebuah unit khusus untuk memonitor informasi yang diposting secara online, baik itu melalui Facebook, Twitter, dan MySpace. (althaf/arrahmah.com)