ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Sejumlah pejabat tinggi Pakistan hari ini (15/5/2012) dilaporkan akan mendiskusikan penghentian blokade rute suplai salibis NATO ke Afghanistan dan memperbaiki hubungan dengan AS. Langkah ini disinyalir merupakan sinyalemen positif Pakistan untuk kembali loyal terhadap AS jelang KTT NATO beberapa waktu yang akan datang.
Islamabad telah menutup menutup perbatasan NATO yang menjadi rute suplai salibis NATO pasca insiden serangan udara AS yang menewaskan 24 tentara Pakistan bulan November tahun lalu. Insiden ini membidani krisis baru yang mempberburuk relasi antara Islamabad dengan Washington yang sudah cedera setelah angkatan laut AS secara diam-diam melakukan operasi di di atas tanah Pakistan yang menewaskan pemimpin Al Qaeda, Syaikh Usamah bin Laden, bulan Mei tahun lalu.
Namun, Menlu Pakistan, Hina Rabbani Khar, menyatakan pada Senin (14/5) bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk terus bergerak, yakni dengan merealisasikan sebuah tuntutan utama Barat pada Pakistan sebelum menghadiri KTT NATO di Chicago pada hari Minggu dan Senin.
Pakistan telah menyerukan agar Barat segera mengakhiri teror drone AS yang konon menargetkan Taliban dan Al-Qaeda di wilayahnya, dan mendesak AS meminta maaf secara resmi atas pembunuhan November.
Namun para pengamat mengatakan Pakistan tidak memiliki pilihan, selain membuka kembali perbatasan, karena KTT NATO diklaim akan sangat mempengaruhi masa depan strategis Pakistan.
“Kami berusaha untuk menempatkan hubungan ini di zona positif dan saya yakin bahwa kami akan berhasil dalam melakukannya,” kata Rabbani Khar pada wartawan.
Keterlibatan Pakistan dalam KTT Chicago juga bisa meningkatkan pengaruh negara atas masa depan Afghanistan, di tengah maraknya penarikan pasukan negara-negara anggota NATO jelang tahun 2014 setelah satu dekade perang yang semakin tidak populer.
Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS mengatakan kedua negara telah membuat “kemajuan” untuk mengakhiri blokade, yang membuat kota pelabuhan Karachi seperti tempat antrian panjang truk bahan bakar dan barang kebutuhan salibis lainnya.
Pejabat Pakistan dan AS menghabiskan akhir pekan lalu dalam pembicaraan tertutup di Islamabad dalam rangka mendiskusikan persyaratan (biaya, logistik, dan kewajiban lainnya) yang harus dipenuhi NATO demi memperoleh kembali jalur suplainya melalui Pakistan.
Meski demikian, Islamabad menegaskan pada Senin (14/5) bahwa mereka tetap ingin permintaan maaf atas serangan udara bulan November.
Amerika Serikat telah menyatakan penyesalannya atas kematian, yang berdasarkan hasil penyelidikan Amerika dan NATO, berasal dari kesalahan yang dilakukan pada kedua sisi dalam pertempuran di perbatasan Afghanistan dengan Pakistan. (althaf/arrahmah.com)