RAWALPINDI (Arrahmah.com) – Dari sel penjaranya, seorang perwira senior Pakistan yang dituduh merencanakan plot penyerangan dengan organisasi Islam bayangan untuk mengambil alih militer merilis manifesto politiknya, menyeru Pakistan untuk memutuskan hubungan dengan AS.
Seruannya adalah kepada para tentara Pakistan untuk memutuskan aliansi “anti-teror” dengan AS yang menurutnya adalah memaksa Pakistan untuk memerangi rakyatnya sendiri.
“Ini dapat membantu kami menebus sebagian martabat kami yang hilang dan kami sangat membutuhkan itu,” tulis Brigjen Ali Khan dalam enam halaman dokumen yang diperoleh Associated Press. AS, ujarnya, mungkin membalas dengan memotong bantuan militer dan ekonomi, namun “mereka tidak selalu melakukan ini bukan? Ketakutan kita bahwa langit akan jatuh harus dikuburkan.”
Manifesto ini mengungkapkan dasar-dasar ideologis dari perwira senior Pakistan yang ditahan karena dugaan hubungan dengan “ekstrimis” Islam. Tuduhan terhadap Khan telah pergi ke jantung ketakutan besar Barat tentang Pakistan : bahwa tentaranya bisa condong ke arah kelompok Islam atau bahwa perwira garis keras bisa merebut lembaga negara yang paling kuat, mungkin dengan bantuan Al Qaeda atau Taliban Pakistan. Pemimpin Pakistan mengabaikan kekhawatiran seperti ini.
Khan menghadapi tuduhan telah berkonspirasi dengan empat perwira lainnya dan anggota Hizbut Tahrir Inggris untuk merekrut petugas untuk kelompoknya, termasuk seorang komandan Brigade 111, yang meliputi ibukota dan telah dikaitkan dengan kudeta militer. (haninmazaya/arrahmah.com)