AMERIKA SERIKAT (Arrahmah.com) – Di tengah-tengah meningkatnya kampanye anti-Islam, Muslim di Iowa, negara bagian yang terletak di Barat Tengah Amerika Serikat (AS) tetap berjuang melakukan dakwah untuk menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat AS.
Para pemimpin Muslim di Iowa City telah melakukan dakwah untuk mengajarkan para tentangga Amerika mereka tentang dasar-dasar ajaran Islam dan menghilangkan mitos dan kesalahpahaman tentang Islam.
“Jika kalian hanya mendengarkan Fox News, kalian tidak akan mendapatkan pemahaman yang benar,” kata Abdullah Naayer, seorang Muslim penduduk Iowa, mengatakan kepada Press-Citizen Iowa City.
Selama berbulan-bulan yang lalu, Naayer telah bergabung dengan para pemimpin komunitas Muslim lainnya untuk menjangkau orang-orang di masyarakat mereka.
Para wakil dari Masjid kota tersebut mengadakan sebuah event pada hari Ahad (13/5/2012) untuk mengajarkan kepada orang-orang tentang dasar-dasar Islam dan menjawab perntanyaan seputar agama Islam.
Naayer mengatakan bahwa event-event lainnya juga tengah direncanakan oleh dewan Masjid.
Untuk menjembatani jalan dakwah kepada pemeluk agama lain, setiap bulan para pemimpin Masjid bertemu dengan para anggota komunitas Kristen lokal untuk saling berbagi pemahaman tentang agama dengan cara yang baik.
Naayer menambahkan bahwa seiring dengan event dakwah yang luas, Masjid di Iowa City juga memepersilahkan setiap pekan untuk non-Muslim yang ingin melihat sholat Jum’at berjama’ah.
“Kami sangat terbuka untuk siapa saja yang datang dan berkunjung,” ujar Naayer.
Survei di AS menunjukkan bahwa mayoritas orang Amerika hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang Islam, kebanyakan mereka terjebak dalam propaganda media anti-Islam. Media Barat berperang penting dalam memprovokasi orang sehingga menjadi benci terhadap Islam.
Peran Mualaf dalam penyebaran Islam
Tak jarang para Mualaf terlihat lebih mencintai Islam dan berjuang mendakwahkan Islam, termasuk di Iowa City ini, Marcus Espey adalah Muslim Mualaf yang memimpin event perluasan dakwah ke masyarakat Iowa tersebut. Espey memutuskan untuk membantu penyebaran kebenaran tentang Islam sejak ia memeluk Islam pada Juli tahun lalu.
Espey dibesarkan dalam keadaan tidak menganut agama apapun, ia telah berusaha sendiri untuk menemukan kebenaran selama bertahun-tahun.
“Saya selalu bertanya kepada ibu saya, ‘Mengapa tidak pergi ke Gereja? Mengapa saya tidak dibaptis?,” kata Espey. Pertanyaan itu timbul karena kegundahan mengapa ia tidak diajarkan tentang agama.
Kemudian pada Juli 2011, seorang pembicara tamu di salah satu kelas di Kirkwood Community College berbicara tentang Islam.
Sejak saat itu, Espey mulai tertarik kepada Islam dan mulai membaca kitab suci Al-Qur’an. Tak lama kemudian ia memeluk Islam.
Setelah itu Espey merasa bahwa ia harus membantu penyebaran Islam, menyelenggarakan acara untuk mengajarkan kebenaran tentang Islam dan menghilangkan mitos serta kesalahpahaman tentang Islam, terutama kesalahan tentang memandang bahwa Islam melakukan kekerasan dan penganiyaan terhadap wanita.
“Ada banyak orang yang tidak mempraktekkan Islam dengan benar,” kata Espey. “Itu bisa salah menggambarkan Islam.”
Awal bulan ini, sebuah sensus oleh Asosiasi Statistik dari Badan Keagamaan Amerika di Chicago menemukan bahwa jumlah Muslim Amerika hampir dua kali lipat dalam dekade terakhir. (siraaj/arrahmah.com)