AMERIKA SERIKAT (Arrahmah.com) – Media kafir Barat melakukan kampanye sengit yang menargetkan masyarakat Muslim dan keimanan mereka, terkhusus di Amerika Serikat (AS) yang mendorong banyak Muslim, terutama kalangan remaja, merasa malu dalam pergaulan jika dikaitkan dengan agama mereka (Islam).
“Mereka melihat di media semacam memberitahu mereka mungkin ada yang salah dengan mereka,” kata Umar Mahmoud, seorang penasehat dari Muslim Youth of North America, dikutip media Arizona.
Mahmoud, sebagai seorang psikologis klinis, berpendapat bahwa beberapa remaja takut dengan identitas Muslim karena propaganda media yang menargetkan agama mereka.
“Mungkin banyak yang merasa bahwa menjadi Muslim yang baik atau menjadi spiritual, Muslim yang relijius adalah entah bagaimana bertentangan untuk menjadi porduktif dan menjadi anggota yang berkontribusi masyarakat Amerika,” ujar Mahmoud.
Muslim AS semakin merasakan permusuhan dari orang-orang anti-Islam, terutama para aktifis ekstrimis anti-Islam, didukung media-media AS yang sering memojokkan kaum Muslimin.
Media Barat berperan penting dalam membelokkan pemahaman kaum Muslimin, menunjukkan apa yang dikatakan ‘modernitas’ dan Islam ‘fundamental’ tidak sesuai dengan ‘zaman modern’ kini, dalam pandangan budaya Barat. Karena itu hari ini banyak pemuda Muslim merasa malu membawa identitas mereka sebagai Muslim sejati, dan perlunya upaya untuk menyadarkan mereka akan keislaman mereka.
“Saya pikir kita perlu semacam jembatan yang membantu pemuda Muslim memahami bahwa mereka perlu belajar lebih banyak tentang iman mereka,” kata Mahmoud.
Menurut laporan oleh Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) dan University of California, Islamofobia di AS terus meningkat.
Meski demikian, menurut survei jumlah umat Islam di AS kian meningkat tajam, diperkirakan berjumlah sekitar enam hingga tujuh juta orang. (siraaj/arrahmah.com)