ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Banjir dahsyat yang melanda Pakistan beberapa bulan lalu ternyata membawa berkah. Akibat banjir besar tersebut, jalur suplai pasukan NATO ke Afghanistan terputus dan tidak bisa segera dipulihkan, lansir Paktribune.com pada hari Kamis (12/8/2010).
“Ini benar-benar sebuah kabar baik bagi kami bahwa jalur pasokan NATO melalui Pakistan telah terputus karena banjir dahsyat,” kata Qari Ziaur Rehman, seorang komandan Taliban yang berbasis di Kunar melalui telepon dari lokasi yang tidak diketahui di Afghanistan.
“Tentu saja, kami sangat sedih oleh hilangnya ribuan nyawa manusia yang sangat berharga dan kerugian besar ekonomi karena banjir ini, tapi di sisi lain kita juga sangat senang karena ternyata insiden ini juga sangat memberikan manfaat bagi kami karena memberi madharat bagi pasukan salibis di Afghanistan,” lanjutnya.
Qari Ziaur Rehman mengatakan bahwa mujahidin tengah ada dalam posisi yang lebih baik. Dia mengatakan bahwa pasokan NATO biasanya melewati provinsi Khyber-Pakhtunkhwa dan Balochistan, tapi sekarang jalur suplai tersebut telah terputus oleh banjir.
Operasi militer besar-besaran pasukan teroris yang dipimpin AS di Kandahar adalah merupakan kelanjutan dari strategi McChrystal di Afghanistan tahun ini, dengan menggunakan 30.000 pasukan tambahan terakhir yang dikirim oleh Presiden AS Barack Obama bulan Desember lalu. Awalnya, komandan AS memperkirakan bahwa operasi tersebut akan berlangsung dari bulan Juni sampai awal Agustus sebelum Ramadan.
“Meskipun bulan suci Ramadhan telah dimulai, mujahidin kami akan senantiasa siap berjihad. Kami tidak akan menurunkan operasi kami dan serangan terhadap pasukan teror Amerika dan NATO serta negeri asing lainnya,” tutur komandan Taliban itu.
Qari Zia menegaskan mujahidin bagaimanapun tidak menargetkan perempuan-perempuan asing. Dia mengatakan bahwa selain pasukan AS dan NATO, orang asing yang bekerja di Afghanistan, termasuk pengusaha besar India, telah masuk dalam daftar sasaran serangan.
“Orang-orang Indian juga menjadi target utama kami karena mereka terlalu dekat dengan Amerika, menjadi sekutu Amerika Serikat dan mendominasi dunia bisnis di tanah air kami,” ungkapnya. “Pasar-pasar di sejumlah kota besar di Afghanistan, khususnya Kabul, Jalalabad, dan Kandahar, telah dipenuhi dengan CD musik dan kaset Bollywood dan itu terjadi karena kehadiran pengusaha India,” katanya.
Ia pun mengatakan bahwa budaya India sedang dipromosikan di Afghanistan dalam kerja sama secara diam-diam dengan Hamid Karzai, yang sebetulnya merupakan bagian dari rencana untuk menjatuhkan Afghanisan seperti tahun 1970-an. Tapi, ia menambahkan, mujahidin tidak akan membiarkan hal tersebut. (althaf/arrahmah.com)