WASHINGTON (Arrahmah.com) – AS mendesak India untuk mengurangi impor dari Iran. Hal ini diungkapkan oleh Menlu AS, Hillary Rodham Clinton, saat memulai kunjungan dua hari ke India untuk mengadakan pembicaraan dengan sejumlah pejabat tinggi negeri tersebut.
Inda memiliki kebutuhan energi yang sangat tinggi untuk menyeimbangkan bahan bakar pertumbuhan yang cepat dan telah menyenangkan Amerika dengan mengurangi ketergantungannya pada minyak Iran. Seorang pejabat senior yang bepergian dengan Clinton di Asia mengatakan Amerika Serikat ingin melihat lebih banyak kemajuan.
Pejabat, yang berbicara dengan syarat anonim dan mengikuti diskusi tertutup Clinton di Kolkata dan New Delhi, mengatakan India telah menunjukkan garis tren yang cukup baik’ namun “kami benar-benar harus menerima jaminan bahwa mereka akan terus membuat kemajuan yang baik.”
Clinton tiba di Kolkata pada hari Minggu (6/5/2012) setelah melakukan kunjungan serupa ke Cina dan Bangladesh.
Pejabat itu mengatakan India baru-baru ini meningkatkan impor minyak dari Arab Saudi untuk menebus pengurangan minyak Iran. Sementara itu, AS mendesak India untuk mengeksplorasi alternatif lain.
India dan Iran mencapai kesepakatan awal tahun ini yang akan memungkinkan India untuk membayar sekitar 45 persen pembelian minyak Iran dalam rupee. Iran kemudian akan menggunakan mata uang India untuk membeli barang dari India.
Sanksi ekonomi internasional terhadap Iran telah membuat perdagangan minyak menjadi tersendat, karena importir minyak India harus berebut untuk menemukan bank yang mau menangani transaksi dengan Teheran.
Sistem barter yang diputuskan kedua negara membantu India membayar mentah Iran tanpa menggunakan pembayaran dolar, sehingga tak perlu melewati bank internasional.
Delegasi India berkunjung ke Iran pada bulan Maret untuk mempromosikan barang India termasuk mesin, besi, baja, mineral, dan mobil.
India telah mendorong perusahaan minyak untuk mengurangi impor minyak mentah mereka dari Iran.
Seperti konsumen besar minyak Iran lainnya, India dapat menghadapi sanksi AS pada akhir Juni jika India tidak menghentikan ketergantungan minyaknya dari negara yang diklaim mengembangkan teknologi senjata nuklir tersebut.
Sejumlah negara-negara Eropa dan Jepang telah terhindar dari sanksi itu setelah pemerintah mereka memutuskan untuk mengurangi impor minyak mereka dari Iran. Sementara India, bersama dengan Cina, Korea Selatan, Turki, dan Afrika Selatan masih belum menerima keringanan tersebut.
Utusan khusus AS untuk masalah energi global, Carlos Pasqual, akan mengunjungi India kemudian pada bulan Mei untuk menindaklanjuti pembicaraan Clinton, kata pejabat itu. (althaf/arrahmah.com)