LONDON (Arrahmah.com) – Muslim di Inggris telah menolak seruan untuk melarang penyembelihan hewan halal setelah dokter hewan terkemuka Inggris pada pekan ini menyerukan pembatasan atau bahkan melarang praktek populer kaum Muslimin di Inggris.
Profesor Bill Reilly, mantan presiden Asosiasi Veteriner Inggris menyerukan pembatasan praktek penyembelihan hewan tanpa menyetrum.
“Penyembelihan non-setrum, tampaknya meningkat. Dari perspektif keselamatan hewan, ini tidak dapat diterima,” klaim Reilly.
“Namun, kita beruntung hidup dalam masyarakat yang toleran dan menghormati keyakinan agama dari keyakinan yang berbeda dan harus mendamaikan keselamatan hewan dengan kebebasan beragama,” lanjutnya.
“Dalam pandangan saya, situasi saat ini tidak dapat diterima dan jika kita tidak bisa menghilangkan non-setrum maka kita perlu meminimalisirnya,” ungkapnya.
“Ini berarti membatasi penggunaan daging Halal dan Khosher bagi mereka masyarakat yang memerlukannya untuk keyakinan agama mereka dan jika memungkinkan meyakinkan mereka untuk menerima alternatif setrum.”
Pendapat Reilly dipublikasikan baru-baru ini dalam jurnal Veterinary Record, website On Islam melaporkan pada Sabtu (5/5/2012).
Namun komentarnya telah dipenuhi oleh kritik tajam dari Ummat Islam di Inggris.
“Kami yakin ini adalah suatu kebutuhan. Penyembelihan (halal) sangat cepat, rasa sakit diminimalisir dan tidak ada penderitaan yang tidak perlu,” ujar Saleem Kidwai, Sekjen Dewan Muslim Wales kepada Wales Online.
“Kami percaya itu harus dilanjutkan,” tambahnya.
Menteri Inggris telah berusaha untuk mengubah hukum untuk memastikan bahwa daging yang disembelih menggunakan cara Islam (halal) tidak dapat dijual tanpa label yang tepat.
Daily Mail melaporkan pada awal April bahwa “anggota masyarakat yang tak sadar” di Inggris sedang melayani daging halal secara “diam-diam” di sekolah-sekolah, rumah sakit, pub dan tempat-tempat olahraga terkenal, mengklaim bahwa cara Islam menyembelih binatang sangat “kejam”.
Metode Islam dalam menyembelih binatang adalah dengan menggorok tenggorokannya, memutus urat nadinya secara cepat, dan kafirin Inggris menganggap ini sesuatu yang kejam karena hewan tidak dibiarkan untuk pingsan terlebih dahulu untuk mengurangi penderitaannya.
Muslim Inggris mengatakan bahwa metode halal memastikan paling sedikit rasa sakit bagi hewan dan sesuai dengan langkah-langkah keselamatan hewan.
Daging halal sekarang memenuhi 25 persen dari pasar daging di seluruh Inggris, menurut Reilly. Tapi angka itu ditentang oleh Agen Standarisasi Makanan (FDA) yang mengatakan hewan yang disembelih secara halal persentasenya jauh lebih kecil dari itu.
Hukum saat ini di Inggris memungkinkan penyembelih hewan tanpa menyetrum hewan yang memungkinkan orang Yahudi dan Muslim untuk memenuhi persyaratan dari agama mereka.
Tapi Uni Eropa membuat peraturan baru untuk “perlindungan hewan” saat penyembelihan dan akan mulai berlaku di Inggris pada tahun 2013, On Islam melaporkan.
Langkah ini meniru usulan terbaru dari Perdana Menteri Perancis yang mendesak Muslim dan Yahudi untuk mempertimbangkan hukum halal dan kosher terkait penyembelihan hewan.
Perdana Menteri Francois Fillon menyarankan hal tersebut setelah Nicolas Sarkozy menyerukan pada bulan lalu untuk para tukang jagal untuk membersihkan label daging yang disembelih menurut hukum agama, sementara sekutu-sekutunya memperingatkan imigran mungkin akan memaksakan daging halal di sekolah Perancis.
“Segala sesuatu mengenai cara hidup Islam sedang diserang sehingga membuat Anda berpikir jika ini benar-benar mengenai perikemanusiaan untuk hewan,” ujar seorang jamaah di sebuah Masjid di London kepada radio BBC 4.
Dewan Muslim Inggris, sementara itu telah menyatakan bahwa hewan tidak tertekan ketika mereka disembelih.
“Ini adalah pendarahan tiba-tiba dan cepat. Hilangnya dengan cepat tekanan darah dan otak seketika kekurangan darah sehingga tidak ada waktu untuk merasakan sakit,” ujar juru bicara Dr. Majid Katme kepada BBC. (haninmazaya/arrahmah.com)