KAIRO (Arrahmah.com) – Pengadilan Militer Kairo Timur menahan sedikitnya 300 laki-laki dan 18 perempuan selama 15 hari untuk diadakan penyidikan lebih lanjut, Sabtu (5/5/2012). Mereka yang ditangkap adalah massa yang terlibat dalam demonstrasi di Abbasiyah Square dan depan gedung Deptan Mesir.
Para tersangka ditangkap oleh pasukan khusus dan polisi militer pada hari Sabtu. Saat itu serbuan pasukan khusus, polisi militer dan konvoi tank militer berhasil memukul mundur para demonstran dari Abbasiyah Square dan Deptan hingga ke Tahrir Square.
Berdasar keputusan pengadilan militer, para tersangka laki-laki ditahan di penjara banding Kairo, sementara para tersangka wanita dikirim ke penjara Qanathir. Pengadilan militer menjerat mereka dengan tuduhan berkumpul dan mencoba menerobos bangunan militer, menghalang-halangi aparat keamanan dalam menjalankan tugasnya, memperkeruh keamanan umum, mematikan arus transportasi di jalan raya dan sekitar gedung Deptan, dan berada di kawasan yang dilarang oleh pihak militer.
Dewan Tertinggi Militer Mesir yang pro Barat dan Israel sampai saat ini menghalang-halangi pemilihan presiden secara fair. Militer, Barat, dan Israel mengkhawatirkan seorang capres Islam akan memenangkan pemilu dan menerapkan syariat Islam di Mesir. Untuk itu Mahkamah Konstitusi Mesir berkonspirasi dengan Dewan Tertinggi Militer menganulir para capres yang pro syariat.
Kekisruhan pemilu di Mesir sekali lagi menunjukkan bahwa demokrasi tidak akan pernah sukses mengantarkan kaum muslimin kepada cita-cita penerapan syariat Islam. Setiap kali kekuatan Islam yang mengusung syariat Islam memenangkan pemilu, segera pihak militer dan sekuler dukungan Barat melakukan kecurangan, pembatalan pemilu, dan berlanjut dengan pembubaran partai atau penangkapan para aktivis Islam.
(muhib almajdi/arrahmah.com)