KAIRO (Arrahmah.com) – Dewan militer yang berkuasa di Mesir berkomitmen untuk menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan sipil pada 1 Juli seperti yang telah dijanjikan, salah satu anggota senior dewan menyatakan, Kamis (4/5/2012).
Pengumuman itu muncul sehari setelah bentrokan mematikan antara demonstran dan militer yang menyebabkan sedikitnya 11 orang tewas di Kairo, yang mendorong beberapa politisi untuk menyuarakan kekhawatiran bahwa militer akan menggunakan kekerasan sebagai alasan untuk mengabaikan tenggat waktu melepaskan kontrol negara.
Mayor Jenderal Mohammed Al Asar juga mengatakan kepada wartawan bahwa militer akan memastikan integritas dan keadilan dalam pemilihan presiden yang dijadwalkan pada 23-24 Mei.
“Kami katakan dengan terus terang dan jelas, angkatan bersenjata dan dewan tertinggi militer berkomitmen untuk menyerahkan kekuasaan pada tanggal 30 Juni,” kata Al Asar.
“Kami tidak menginginkan kekuasaan. Dewan Tertinggi (Angkatan Bersenjata) bukan pengganti legitimasi di Mesir,” lanjutnya.
Al Asar juga mengecam kecurigaan kebanyakan oleh politisi Islam bahwa pemilihan presiden Mei bisa dicurangi jika Perdana Menteri Kamal El Ganzouri yang didukung militer tetap berada di kantornya.
“Bagaimana orang bisa berpikir bahwa angkatan bersenjata, yang diberi mandat dengan tugas mulia untuk melindungi negara itu, bisa terlibat dalam atau menutupi kecurangan pemilu?” pungkasnya. (althaf/arrahmah.com)