PAKISTAN (Arrahmah.com) – Seorang pengacara Hak Asasi Manusia (HAM) Pakistan mengatakan bahwa lebih dari 2800 dari 3000 orang yang tewas selama tujuh tahun terakhir dalam serangan pesawat pembunuh tanpa awak (drone) milik teroris AS adalah warga sipil.
Syahzad Akbar, direktur Yayasan Hak Fundamental mengatakan bahwa hanya 170 orang yang terbunuh oleh serangan udara AS di barat laut Pakistan yang diidentifikasi sebagai “militan”.
Artinya bahwa “lebih dari 2800 orang adalah warga sipil, yang identitasnya tidak diketahui, dan mereka telah dibunuh atas kecurgiaan menjadi militan,” tambahnya, dilansir Islam Times pada Ahad (29/4/2012).
Barack Obama, pemimpin perang salib lanjutan, mengkonfirmasi pertama kalinya pada akhir Januari lalu bahwa drone telah menyerang sasaran di Pakistan.
Obama mengatakan, “banyak dari serangan ini telah di FATA” – FATA adalah singkatan dari Daerah Kesukuan Federal Pemerintah Pakistan.
Pakistan mengatakan bahwa serangan drone AS adalah kontraproduktif dan melanggar hukum.
“Kami dalam pandangan yang tegas bahwa ini adalah melanggar hukum, kontraproduktif dan oleh karena itu tidak diterima,” kata juru bicara Menteri Luar Negeri Pakistan pada (31/1/2012) lalu.
AS senantiasa mengklaim bahwa serangan udaranya hanya menargetkan Mujahidin namun fakta mengatakan korban terbesar adalah warga sipil tak bersenjata termasuk anak-anak tak berdosa. (siraaj/arrahmah.com)